KOMPAS.com - Aaron Burr merupakan wakil presiden ke-3 Amerika Serikat. Namun, sejarah akan terus mengingatkan rakyat Negeri Paman Sam pada aksi duelnya dengan Alexander Hamilton.
The Founding Father itu ditembak oleh Burr pada 11 Juli 1804 sehingga berakibat fatal dan membuatnya tewas keesokan harinya.
Konspirasi politik dan duelnya dengan Hamilton menempatkan dia dengan reputasi buruk dalam sejarah Amerika.
Aaron Burr lahir di Newark, New Jersey, pada 6 Februari 1756. Dia putra dari Aaron Burr Sr dan Esther Edwards yang merupakan keluarga terkemuka di negara bagian.
Ayahnya meninggal ketika Aaron baru berusia 19 bulan, kemudian keluarganya pindah ke Princeton, New Jersey.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Milton Hershey, Raja Cokelat yang Dermawan
Setahun berlalu, ibu dan kakek neneknya juga meninggal dunia. Menjadi yatim piatu, Burr dan kakaknya, Sarah, dirawat oleh pamannya yang baru berusia 20 tahun, Timothy Edwards.
Dia lulus dari College of New Jersey pada usia 16 tahun jurusan teologi. Burr mengubah haluannya dengan mempelajari hukum di Litchfield Law Scholl di Connecticut.
Namun, pecahnya Perang Revolusi membuat Burr bergabung dengan militer sebagai seorang relawan sekitar 1775.
Sebagai seorang prajurit, dia bergabung dengan pasukan Benedict Arnold untuk menempuh ekspedisi ke Quebec.
Dia kemudian menjadi staf George Washington pada 1776 untuk beberapa saat dan dipindahkan ke Kota New York.
Selanjutnya, dia bertugas untuk Jenderal Israel Putnam sampai 1779. Setelah selesai menjalankan kewajibannya, Burr kembali meneruskan studi hukum.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Lee Tai-young, Perempuan Pengacara Pertama Korea
Burr menikahi seorang janda bernama Theodosia Prevost. Pada 1783, sang istri melahirkan seorang anak perempuan.
Enam tahun kemudian, dia diangkat menjadi jaksa agung New York, yang selanjutnya akan menjadi jalan karier politiknya.
Pada 1791, Burr mengalahkan Jenderal Philip Schuyler, ayah mertua Alexander Hamilton, untuk kursi Senat AS.