Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek 87 Tahun Dilumpuhkan Polisi Saat Berniat Memotong Bunga

Kompas.com - 18/08/2018, 06:05 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky

CHATSWORTH, KOMPAS.com - Seorang nenek berusia 87 tahun di Chatsworth, Amerika Serikat (AS), dilaporkan mengalami susah tidur dan takut keluar rumah.

Sebabnya, seperti diwartakan Sky News Jumat (17/8/2018), dia ditahan polisi setelah sebelumnya dilumpuhkan dengan pistol listrik.

Awalnya, seorang pekerja di Murray County Boys & Girls Club menelepon layanan darurat setelah melihat Martha al Bishara membawa pisau.

Baca juga: Di Usia 96 Tahun, Nenek Ini adalah Vokalis Band Death Metal

Ketika polisi datang dan menghampirinya, didapati kenyataan bahwa Bishara hanya bisa bicara bahasa Arab.

Kepala Polisi Chatsworth, Josh Etheridge berkata, mereka mencoba memberi tahu Bishara untuk menurunkan pisaunya.

Mereka menggunakan demonstrasi dengan meletakkan pisau yang mereka pegang sendiri ke tanah dengan harapan dia melakukannya.

Namun, perempuan asal Suriah tersebut tetap bergeming. "Kami tidak tahu apa dia memang tak mengerti, atau ada motif di baliknya," kata Etheridge.

Karena Bishara tak juga meletakkan pisaunya, seorang polisi kemudian mengambil pistol listrik, dan melumpuhkannya.

Etheridge menjelaskan, dia membela keputusan anak buahnya melumpuhkan dengan taser. Sebab, bisa saja situasi lebih buruk sehingga mereka harus melakukan cara mematikan.

"Seorang perempuan berumur 87 tahun yang memegang pisau tetap memberikan ancaman kepada penegak hukum," ujar Etheridge.

Tangan Bishara diborgol, dan dia sempat ditahan atas tuduhan menghalangi polisi serta masuk kawasan orang secara ilegal.

Cucu Bishara, Martha Douhne, kepada WTVC menyatakan neneknya saat itu membawa pisau untuk memotong bunga dandelion.

Bunga tersebut rencananya bakal dijadikan campuran salad yang bakal dimakan suaminya saat sarapan. Resep itu terbilang umum di kampung halamannya.

"Namun, saat itu bunga dandelion sedang tidak tumbuh di halaman kami. Nenek juga tak menemukannya di toko," kata Douhne.

Dia mengeluhkan karena aksi polisi tersebut, neneknya kini mengalami trauma karena merasa bakal ditembak. Dia bersikukuh neneknya tak memberikan ancaman.

"Kami memang tak memberi tahu apa itu pistol listrik maupun alat kejut lainnya. Jadi, dia tak mengerti apa yang baru saja menimpanya," tutur Douhne.

Bishara direncanakan tampil dalam persidangan pada 19 September mendatang.

Baca juga: Tinggal di Panti Jompo, Nenek Ini Ditagih Biaya Listrik Rp 25 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com