Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulama Irak Serukan Paramiliter Dilebur ke Pasukan Reguler

Kompas.com - 16/12/2017, 15:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Arab News

BAGHDAD, KOMPAS.com - Ulama kenamaan Irak menyerukan agar paramiliter yang membantu pasukan pemerintah melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak dilupakan begitu saja.

Sabtu pekan kemarin (9/12/2017), Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, menyatakan bahwa perang melawan ISIS yang sudah berlangsung sejak 2014 telah usai.

Sebab, pasukan pemerintah yang disokong oleh Amerika Serikat (AS), dan milisi lokal berhasil menguasai kawasan gurun yang disebut sebagai kantong pertahanan terakhir ISIS.

Kepala Komando Gabungan (JOC) Jenderal Abdel Amir Yarallah berujar, pasukan koalisi berhasil mengamankan Padang Gurun Al-Jazira dalam sebuah operasi kilat.

Selain Gurun Al-Jazira, pasukan pemerintah juga berhasil merebut Hashed yang membentang dari utara Nineveh hingga barat Anbar.

Baca juga : Irak Deklarasikan Perang Melawan ISIS Berakhir

Karena itu, paramiliter yang tergabung dalam Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) memutuskan membubarkan diri.

Ulama top Syiah Irak, Ali al-Sistani, menjelaskan bahwa ISIS memang telah dikalahkan.

Namun, dia menyatakan perang melawan terorisme belum selesai karena sisa-sisa pejuang ISIS masih ada dan sewaktu-waktu bisa melancarkan serangan dadakan.

Karena itu, seperti dikutip Arab News Jumat (15/12/2017), Sistani menyarankan agar paramiliter itu bisa dilebur ke dalam pasukan reguler.

Alasannya, mereka mempunyai kecakapan dan pengalaman di medan tempur melawan teroris.

"Irak masih membutuhkan para pria pemberani ini. Sangat penting agar jasa mereka tetap dibutuhkan di masa transisi ini. Baik sebagai pasukan maupun anggota kepolisian," ujar Sistani.

Mantan jenderal Irak, Emad Allow yang  menanggapi seruan Sistani berkata, kelompok paramiliter memang mempunyai kekuatan hingga 120.000 orang.

Namun, mereka tidak memenuhi standardisasi yang diterapkan militer. Seperti di usia, kesehatan, maupun pendidikan.

"Jika militer menerapkan standar mereka di PMU, saya memperkirakan anggota paramiliter yang tersisih bisa mencapai puluhan ribu," beber Allow.

Allow menyarankan, militer dan kementerian pertahanan sebaiknya membekali mantan pejuang itu dengan berbagai keterampilan seperti berdagang.

Harapannya, jika mereka benar-benar tersisih, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan modal hidup yang memadai.

Baca juga : Paramiliter Irak Putuskan Membubarkan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com