AMMAN, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno LP Marsudi, dan Menlu Jordania, Ayman Safadi mengakui bahwa terorisme dan radikalisme merupakan tantangan bersama dua negara ini.
Retno dan Safadi menyadari pentingnya untuk membahas tantangan besar itu. Mereka sepakat, tantangan ini semakin berat dengan adanya ancaman regionalisasi kelompok teroris.
Regionalisasi kelompok tersebut terjadi akibat banyaknya foreign terrorist fighters (FTF) yang kembali dari beberapa negara di Timur Tengah.
Situasi di Marawi, Filipina, merupakan salah satu contoh dari regionalisasi kelompok teroris.
Baca: Menlu Retno: Jordania Mitra Alami Suarakan Islam Rahmatan lil'Alamin
Dalam kaitan ini, kedua menlu menekankan pentingnya upaya bersama dalam bentuk kerja sama dan kemitraan untuk penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Untuk itu, Menlu RI mendorong agar segera diselesaikan pembahasan nota kesepahaman (MoU) kerja sama penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Beberapa area kerja sama yang disebut kedua menlu yang dinilai penting untuk dilakukan antara lain pertukaran informasi dan intelijen.
Selain itu pencegahan pendanaan bagi terorisme, penanganan FTF, program diradikalisasi, dialog interfaith, dan peningkatan kapasitas.
Baca: Jordania Anggap Indonesia Mampu Sebarkan Ajaran Islam Moderat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.