Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buku "RISING 50": Ketika Lee Kuan Yew Salah Mengerti Pak Harto

Kompas.com - 15/09/2017, 09:34 WIB
Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Buku berjudul “RISING 50” resmi diluncurkan untuk menandai peringatan pesta emas, 50 tahun, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura.

Buku komemoratif itu, seperti dilaporkan The Straits Times, Jumat (15/9/2017), berisikan tulisan oleh 19 individu, baik dari Indonesia maupun Singapura, yang menceritakan bagaimana peran mereka dalam mempererat hubungan kedua negeri jiran ini.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura, I Gede Ngurah Swajaya, pada acara peluncuran buku itu di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mengatakan, "RISING 50" memiliki sejumlah pesan dan pelajaran yang telah diraih.

Disebutkan, buku menyinggung kemajuan hubungan diplomatik yang telah dicapai kedua negara dan komitmen untuk terus memperkuat hubungan jika perlu hingga 50 tahun lagi.

Dubes Swajaya tidak lain dan tidak bukan adalah pencetus penulisan buku ini.

Baca: Indonesia-Singapura Gelar Latihan Bersama Peringati 50 Tahun Kerjasama Militer

Salah satu yang ikut menulis adalah mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, Hassan Wirajuda, yang menceritakan pengalaman “lucu” ketika terjadi miskomunikasi kecil antara mantan Presiden Suharto dan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew.

Hassan menuliskan bagaimana ketika di tahun 1977, Lee bertanya kepada Suharto apakah Singapura dapat mengurus daerah industri Batam, yang lalu dijawab Pak Harto dengan anggukan khasnya.

Tentu saja anggukan Pak Harto maksudnya dalam Bahasa Jawa adalah “inggih atau saya mengerti” bukannya “saya setuju” seperti yang dipahami oleh Lee.

Akibatnya Kemenlu mengambil tindakan cepat untuk mencegah miskomunikasi ini berkelanjutan.

Baca: Jokowi dan Lee Bersulang Rayakan "Emas" Hubungan Indonesia

Sementara itu Mantan Menteri Luar Negeri Singapura, George Yeo, menulis, Indonesia adalah negara yang paling sering dikunjunginya ketika dia menjabat di kabinet dari 1988 hingga 2011.

Dia menulis tentang bagaimana kebudayaan Indonesia sesungguhnya dapat ditemukan di Singapura.

Yeo memberi contoh bekas daerah pemilihannya yang bernama Kampong Kembangan kemungkinan besar namanya diambil dari pulau Nusa Kambangan.

Buku ini tidak dijual untuk publik tetapi dapat diperoleh di KBRI Singapura dan Kantor Kemenlu di Pejambon.

"RISING 50" adalah peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura. Kata "RISING" tidak lain adalah singkatan dari "Republic of Indonesia and Singapore".

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong menggelar sejumlah acara Kamis (7/9/2017) untuk memperingati pesta emas hubungan Indonesia dan Singapura.

Baca: 50 Tahun RI-Singapura, 10 Perempuan Terima Penghargaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com