MADRID, KOMPAS.com - Salah satu dari empat tersangka serangan teror di Barcelona, Spanyol, pekan lalu, mengaku kepada hakim, kelompoknya merencanakan serangan yang jauh lebih besar.
Media Spanyol El Mundo yang mengutip sumber-sumber di Pengadilan Madrid, menyebut, pengakuan itu meluncur dari mulur Mohamed Houli Chemlal, Selasa (22/8/2017).
Kelompok Chemlal itu menjadikan beberapa target sebagai sasaran, termasuk katedral ikonik di Barcelona, Sagrada Familia.
Chemlal bersama tiga tersangka lain dihadirkan di pengadilan yang digelar secara tertutup.
Baca: Empat Tersangka Serangan Barcelona Dibawa ke Pengadilan
Diamengenakan baju pasien karena masih menjalani perawatan atas luka-luka yang ia derita akibat ledakan di rumah yang dia tempati di Alcanar.
Seperti yang telah diberitakan, rumah yang dijadikan kelompok teroris ini sebagai pabrik pembuat bom, meledak pada Rabu pekan lalu.
Baca: Tersingkap, Material TATP dan 120 Tabung Gas di Rumah Teroris Spanyol
Mereka yang tewas termasuk imam dari Maroko, Abdelbaki Es Satty, yang diyakini memperkenalkan paham radikal kepada para tersangka.
Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan tak kurang dari 120 tabung gas di sana.
Sumber-sumber di pengadilan mengatakan ledakan tersebut memaksa kelompok ini mengubah rencana, dan memutuskan menyewa mobil barang untuk ditabrakkan kepada orang-orang di Las Ramblas, Barcelona.
Aksi di Barcelona itu menewaskan 13 orang, dan menyebabkan sekitar 100an orang lainnya mengalami luka-luka.
Rombi bom palsu
Selain dua tersangka yang tewas dalam ledakan di Alcanar, polisi menembak mati lima tersangka dalam serangan di Cambrils.
Tersangka terakhir adalah Younes Abouyaaqoub, laki-laki Maroko berusia 22 tahun yang diperkirakan menabrakkan mobil barang ke arah kerumunan di Barcelona.