Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Ingin Perluas Larangan Bawa Laptop di 71 Bandara

Kompas.com - 08/06/2017, 14:03 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat mungkin akan memperluas larangan membawa laptop dalam kabin pesawat yang terbang dari 71 bandar udara di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika dari dan ke negeri "Paman Sam" itu.

Larangan bawa perangkat elektroni besar, seperti laptop, di kabin pesawat selama penerbangan diumumkan Menteri Keamanan Dalam Negeri, John Kelly, Rabu (7/6/2017), seperti dirilis Reuters.

Namun, perluasaan larangan tersebut dapat dihindari jika negara-negara maju  setuju untuk memperbaiki prosedur keamanan penerbangan mereka.

Pembatasan oleh AS tersebut diberlakukan pada sejak Maret lalu, yang kini mencakup sekitar 350 penerbangan seminggu yang berasal dari 10 bandara, terutama di Timur Tengah.

Baca: Efektifkah Larangan Bawa Laptop ke Pesawat Cegah Terorisme

Kebijakan untuk memperluas larangan ke semua bandara Eropa, yang secara langsung melayani bandara AS, akan mempengaruhi hampir 400 penerbangan setiap hari.

Pihak maskapai penerbangan dan pejabat keamanan juga menegaskan, setidaknya 30 juta pelancong akan terkena dampak dan akan membawa persoalan pada logistik yang terkait penerbangan.

"Kami sekarang sedang melirik pada 71 bandara lagi," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, John Kelly kepada sidang Dewan Perwakilan Rakyat.

"Kami juga akan menerapkan cara-cara yang menurut kami dapat mengurangi ancaman" tanpa memperluas larangan tersebut.

Kelly juga mengatakan bahwa wakilnya akan menghadiri sebuah konferensi di Malta pekan depan “untuk mempersentasikan penerapan standar keamanan minimum dan menjelaskan kepada mereka bahwa jika Anda menerapkan standar ini, maka kami takkan melarang elektronik besar.”

Baca: Trump Berencana Perluas Larangan Bawa Laptop pada Semua Penerbangan

Pembatasan pada laptop yang diumumkan pada Maret lalu, termasuk pada penerbangan yang berasal dari bandara-bandara di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar dan Turki.

Kebijakan pembatasan laptop itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa bom dapat saja disembunyikan atau dipasang pada perangkat elektronik yang ditaruh pesawat terbang.

Setelah AS menerapkan pembatasan elektronik besar itu, Inggris pun langsung mengikutinya untuk rute-rute yang sedikit berbeda dari AS.

Kelly mengatakan banyak negara bekerja untuk tidak ditambahkan ke daftar larangan dengan memperbaiki skrining guna "mendeteksi perangkat yang sangat canggih ini."

Dia menyatakan bahwa ancaman sangat nyata. “Ini adalah ancaman konstan yang serius untuk menjatuhkan pesawat,” katanya.

Juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS, David Lapan, menolak untuk mengidentifikasi 71 bandara yang berada di bawa konsideran baru AS itu.

Baca: Larangan Laptop di Kabin Pesawat Bakal Diperluas untuk Negara Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com