Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2017, 09:00 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang perempuan Yazidi yang menderita selama 10 bulan sebagai budak seks gerombolan penjahat Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) datang ke Washington.

Ia memohon pertolongan bagi masyarakat agama Yazidi yang menderita trauma dan mengungsi di Irak utara dan ratusan lainnya yang masih diperbudak ISIS.

Shireen Jardo (25), bertemu dengan beberapa anggota Kongres Amerika Serikat (AS) dan pejabat federal bersama organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan dan media Irak.

“Saya meminta mereka agar menyelamatkan masyarakat kami dan tanah kami dari ISIS,” kata Jardo seperti dilaporkan Voice of America, Sabtu (27/5/2017).

Baca: Perempuan Yazidi, Korban Budak Seks ISIS, Terima Penghargaan

“Saya menanya mereka, berapa lama lagi kami harus menunggu untuk mendengar kabar masyarakat kami yang masih di bawah kekuasaan ISIS?”

Sedikitnya 9.900 kaum Yazidi Irak telah dibunuh atau diculik dalam pembantaian oleh penjahat ISIS tahun 2014, menurut organisasi-organisasi internasional.

Sekalipun banyak warga Yazidi seperti Jardo berhasil meloloskan diri melalui penyelundupan atau pembayaran tembusan, organisasi-organisasi hak azasi mengatakan kira-kira 2.500 kaum Yazidi, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, masih ditawan ISIS di Suriah dan Irak.

ISIS memandang kaum Yazidi sebagai penyembah iblis yang harus beralih agama ke Islam, kalau tidak, akan dibunuh.

Baca: Perempuan Yazidi Korban Budak Seks ISIS Menjadi Duta Besar PBB

Para aktivis Yazidi mengatakan penderitaan Jardo melambangkan penderitaan yang lebih luas kaum Yazidi.

“Kisahnya patut didengar setiap orang,” kata Nermam Ghafouri, pendiri Pertolongan Bersama Kurdistan-Amerika, organisasi Amerika-Kurdi yang membantu kaum Yazidi yang mengungsi termasuk Jardo. “Dia dijual 10 kali, setiap kali dengan harga satu dolar.”

Ketika ISIS menyerang Sinjar, Agustus 2014, Jardo dan 46 anggota keluarganya ditawan.

“ISIS memisahkan saya dari keluarga saya dan memasukkan saya ke dalam penjara bersama 13 gadis muda lain dan dua perempuan yang lebih tua,” kata Jardo.

Jardo kemudian dibawa bersama ratusan perempuan dan anak perempuan ke Raqa, ibu kota de facto ISIS di Suriah,  di mana militan mulai menentukan harga mereka masing-masing berdasarkan wajah mereka sebagai persiapan untuk dijual.

Baca: Kisah Budak Seks ISIS: Kami ibarat Binatang dan Dijual di Pasar

Setelah menderita lama sebagai budak seks, ia akhirnya ditolong penduduk setempat dengan menghubungi penyelundup yang membawanya ke sebuah kamp pengungsidi daerah Kurdi Irak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com