Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Gunakan Peluru Curah Serang Warga Sipil

Kompas.com - 09/03/2017, 08:42 WIB

DUBAI, KOMPAS.com - Amnesty International, Kamis (9/3/2017), menuding koalisi Arab Saudi yang bertempur di Yaman telah menggunakan peluru klaster atau curah dalam serangan ke permukiman warga.

Senjata buatan Brasil itu ditembakkan dalam serangan pada 15 Februari ke tiga distrik permukiman dan pertanian di Provinsi Saada, Yaman utara, yang menjadi basis kelompok pemberontak Houthi.

Dalam pernyataannya, Amnesty mengatakan, dua orang terluka dalam serangan itu, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse.

Amnesty juga pernah melaporkan penggunaan peluru klaster itu pada Oktober 2015 dan Mei 2016.

Koalisi Arab Saudi “membenarkan penggunaan secara serampangan peluru curah itu dengan mengklaim bahwa itu sudah sesuai hukum internasional, meskipun telah ditemukan bukti nyata tentang penderitaan pada warga sipil yang terjebak konflik,” kata Amnesty, kata Lynn Maalouf, direktur penelian regional kantor Amnesty di Beirut.

"Peluru klaster (curah) sejatinya adalah senjata 'sapu jagat' yang menimbulkan kerugian yang tak terbayangkan pada kehidupan warga sipil,"  katanya.

Amnesty mendesak Brazil "bergabung dengan Convention on Cluster Munitions dan bagi Saudi Arabia dan anggota koalisinya menghentikan semua penggunaan peluru curah”.

Sebelumnya, Human Rights Watch pada Desember 2016, menuding koalisi Arab Saudi karena menembakkan roket-roket buatan Brasil yang berisi amunisi yang dilarang di dekat dua sekolah di Saada sehingga menewaskan dua warga sipil dan melukai enam orang, termasuk seorang anak.

Serangan pada 6 Desember itu terjadi sehari setelah Arab Saudi bergabung dengan AS dan Brasil untuk “abstain” dalam pemungutan suara yang dilakukan pada sidang Majelis Umum PBB untuk menentang penggunaan bom klaster atau bom curah.

Menurut PBB, konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 7.400 orang dan melukai lebih dari 40.000 orang sejak memulai intervensi militer di negara paling miskin di Dunia Arab itu pada Maret 2015.

Belum ada reaksi dari Arab Saudi terkait temuan dari Amnesty tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com