BENGHAZI, KOMPAS.com - Pasukan pemerintah wilayah timur Libya, Selasa (17/1/2017), menyatakan mampu menguasai salah satu kantong terakhir kekuatan pemberontak, yang didominasi kelompok radikal Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Benghazi.
Pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) merebut Distrik Bosnaib di wilayah barat daya dari pemberontak, yang setia kepada kelompok ISIS, menyusul dua hari serangan didukung persenjataan berat dan serangan udara.
Pejabat pasukan khusus LNA, Fadel Al Hassi, mengatakan, pihaknya bertempur melawan ISIS dan penentang lain di Benghazi sejak 2014, yang makin meningkat selama lebih dari satu tahun lalu.
Kelompok pimpinan Khalifa Haftar, yang makin dominan terhadap unsur bermarkas di timur, menolak bergabung dengan pemerintahan Tripoli, yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Petugas kesehatan menyebutkan bahwa 25 anggota pasukan LNA tewas dan 45 lagi terluka dalam pertempuran terakhir dan Hassi menyatakan bahwa dua komandan lapangan tewas karena terkena ranjau.
Tidak ada data mengenai korban jiwa dari pihak penentang LNA dalam peperangan tersebut.
Pada Minggu (15/1/2017), pasukan LNA kehilangan satu unit pesawat tempur jet MIG di atas Benghazi yang oleh juru bicara LNA Ahmed Al Mismari nyatakan bahwa peristiwa tersebut kemungkinan karena serangan peluru kendali.
Awak pesawat tersebut selamat setelah keluar dari pesawat dengan kursi lontar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.