ISLAMABAD, KOMPAS.com - Pakistan International Airlines (PIA) tak lagi menerbangkan 10 pesawat jenis ATR-42 yang masih mereka miliki.
Hal itu dilakukan hingga diperoleh hasil pemeriksaan dan pengujian menyeluruh terhadap pesawat-pesawat itu, menyusul kecelakaan yang menewasan 47 orang pekan lalu.
"Proses tes menyeluruh atas pesawat ATR PIA kini telah dimulai. CAA dan Departemen Kontrol Kualitas PIA melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pesawat ATR PIA. Seluruhnya diperiksa satu per satu."
Demikian pernyataan tertulis pihak PIA, Senin waktu setempat, yang dilansir AFP.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Azam Saigol, Presiden Direktur PIA pun telah mengundurkan diri menyusul kecelakaan tersebut.
Jatuhnya pesawat ATR 42 tersebut tercatat sebagai kecelakaan udara paling buruk di negara itu.
Baca: Sebelum Jatuh dan Terbakar, ATR-42 PIA Sempat Keluarkan Panggilan Darurat
Menurut Jurubicara PIA Danyal Gilani kepada AFP, Muhammad Azam Saigol mengajukan pengunduran diri pada Senin (12/12/2016) waktu setempat.
Pengunduran diri ini disebut karena alasan pribadi. Namun Gilani menolak memberikan keterangan lebih lanjut.
Baca: Usai Pesawatnya Jatuh, Direktur Pakistan International Airlines Mundur
Mundurnya, Saigol terjadi setelah pesawat PIA jatuh di lereng gunung saat sedang menempuh penerbangan dari Kota Chitral menuju Islamabad.
Salah satu dari dua mesin turboprop pesawat itu megalami kerusakan, hingga pesawat jatuh dan menewaskan seluruh penumpang dan kru.
ATR adalah pembuat pesawat turboprop yang berbasis di Toulouse, Perancis.
Pesawat jenis ini adalah "penguasa" di pasar dunia untuk pesawat regional hingga 90 kursi.
Baca: Warga Melihat Pesawat Terbakar Saat Jatuh