Penghuni Malu Tinggal di "Trump Place", Pengelola Ganti Nama Apartemen

NEW YORK, KOMPAS.com — Ratusan penyewa di tiga apartemen mewah di Amerika Serikat menandatangani petisi, yang mendesak agar gedung yang menggunakan nama Donald Trump tersebut diganti.

Mereka mengaku malu bertempat tinggal di lokasi yang terasosiasi dengan Presiden AS terpilih asal Partai Republik itu.

Alhasil, tak kurang dari 600 penghuni ketiga apartemen Trump Place itu sudah membubuhkan tandatangannya di petisi online.

Petisi tersebut sudah mulai disebar sejak berminggu-minggu lalu sebelum hasil pemilu muncul.

Tepatnya, petisi muncul setelah isu tentang pelecehan seksual yang dilakukan pengusaha kaya itu merebak luas.

Hari ini, para penyewa mendapat kabar bahwa perusahaan yang menangani bangunan-bangunan pencakar langit di New York, termasuk Trump Place akan mengambil tindakan.

Demikian diberitakan AFP, Rabu (16/11/2016).

Perusahaan yang menangani 1.325 penyewaan apartemen itu menyebut, tulisan besar berwarna emas berbunyi "Trump Place" akan dicopot dari puncak gedung.

Pencopotan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan. 

"Kami sangat gembira dan senang, ini hanya masalah waktu," kata Marjorie Jacobs.

Marjorie Jacobs adalah salah satu penghuni yang telah tinggal di apartemen itu selama lima tahun.

"Kami muak dengan hasil pemilihan presiden," kata Jacobs lagi.

Sementara itu, Jurubicara untuk tim transisi Trump, Hope Hicks, tidak memberikan tanggapan ketika dimintai komentarnya.

Pada Oktober lalu, perempuan itu pernah berujar kepada the New York Times bahwa mencabut nama Trump menyebabkan tempat-tempat itu kehilangan nilai yang sangat besar. 

Marty McKenna, Jurubicara Equity Residential, perusahaan properti yang berbasis di Chicago, yang juga menangani bangunan tersebut mengaku memperhatikan masukan dari para penghuni.