Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Diklaim, 120 Mayat Menumpuk dan Membusuk di Rumah Duka

Kompas.com - 19/10/2016, 07:27 WIB

QEOZON CITY, KOMPAS.com - Pada Selasa (18/10/2016), Dinas Kesehatan Qeozon City, Filipina mendapatkan sebuah temuan yang mencengangkan.

Ada setidaknya 120 jasad membusuk yang tak diklaim oleh pihak keluarga di rumah pemakaman Henry di La Loma. 

Kondisi mayat-mayat yang umunya sudah sangat membusuk menyebabkan banyak tikus dan juga lalat di lokasi itu.

Dinas Kesehatan pertama kali menemukan ada 50 mayat dalam inspeksi mendadak pada Jumat pekan lalu. Demikian informasi yang dilansir laman ABS-CBN News Online.

Setelah penemuan pertama tersebut, kembali ditemukan 70 mayat saat petugas kembali ke tempat itu minggu ini. 

Pejabat Dinas Kesehatan dokter Verdades Linga memberikan penjelasan tentang temuan ini.

"Kami memindahkan jasad-jasad itu," kata dia.

Namun, proses permindahan mayat-mayat itu pun terhambat dengan kondisi mayat yang kebanyakan telah membusuk hingga ke tulang. Ada pula mayat yang bagian dagingnya yang telah hancur.

"Petugas yang melakukan pemindahan ini pun mengeluh," kata Linga lagi.

Pemerintah Quezon City pada bulan September lalu telah memerintahkan penutupan rumah duka tersebut.

Kendati demikian masih banyak mayat tak dikenal yang dikirim ke tempat itu, hingga membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.

Diberitakan, warga di sekitar lokasi pun telah melayangkan keluhan. Sebab, banyak warga yang jatuh sakit karena keadaan tersebut. 

"Rumah duka itu memiliki kewajiban besar untuk memberikan penjelasan, mengapa mereka masih menumpuk mayat di sana?" kata Linga. 

"Lalu mengapa mereka masih menerima jasad meskipun sudah ada perintah penutupan," sambung dia.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan setempat berkoordinasi dengan dinas catatan sipil untuk menemukan lokasi yang bakal dipakai sebagai kuburan massal.

Mereka juga menyebarkan disinfektan di kawasan itu.

Pemerintah masih memeriksa sertifikat kematian ratusan jasad itu, untuk memastikan apakah mereka adalah tersangka narkoba dibunuh terkait kebijakan anti-narkotika Presiden Rodrigo Duterte.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com