Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Portugal Koma Dianiaya Putra Kembar Dubes Irak

Kompas.com - 19/08/2016, 22:34 WIB

LISABON, KOMPAS.com - Dua putra kembar duta besar Irak untuk Portugal ditahan kepolisian karena diduga terlibat serangan brutal terhadap seorang bocah berusia 15 tahun.

Bocah bernama Ruben itu kini dalam kondisi koma setelah dia dipukuli kedua saudara kembar itu di kota Ponte de Sor, Portugal pada Rabu (17/8/2016) dini hari.

Ruben sendiri sudah menjalani operasi perbaikan wajah tetapi kondisinya masih belum terlalu bagus akibat cedera di kepalanya. Demikian dikabarkan harian Jornal de Noticias.

Polisi saat ini masih menyelidiki penyeban serangan terhadap Ruben yang menurut media dikenal warga setempat sebagai anak pendiam.

Salah satu anak kembar itu diduga menabrak Ruben dengan sebuah mobil milik kedutaan besar Irak dan anak yang lain memukuli lalu menendangi Ruben.

Harian Algarve Daily News mengabarkan sejumlah saksi mata melaporkan kejadian itu ke polisi setelah mereka melihat plat nomor diplomatik di mobil anak kembar itu.

Akibat penganiayaan itu, Ruben harus diterbangkan ke Lisabon untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.

"Semua tergantung pada 48 jam ke depan," kata ayah tiri Ruben, Marco Silba kepada Sic News, Kamis (18/8/2016).

Sayangnya karena memegang paspor diplomatik, kedua anak kembar itu dibebaskan dari tahanan. Demikian kabar dari harian Diario de Noticias.

Meski demikian polisi akan melanjutkan investigasi kasus ini dan Kementerian Luar Negeri Portugal kepada kantor berita Lusa mengatakan, tengah mempertimbangkan sebuah langkah diplomatik.

Artinya, Dubes Irak Saad Mohammed Ridha terancam diusir dari Portugal akibat ulah anaknya yang sebenarnya sedang berlatih menjadi pilot di Portugal.

Menurut Konvensi Vienna tentang Hubungan Diplomatik, sebuah negara bisa menetapkan seorang staf diplomatik negara lain dengan status "persona non grata", tanpa harus memberikan alasan.

Sementara itu, G Air Trining Centre tempat anak kembar duta besar Irak itu berlatih menjadi pilot memutuskan untuk mengeluarkan kedua anak berusia 17 tahun tersebut.

"Perilaku mereka tak bisa ditolerir dan menghancurkan nama baik sekolah serta seluruh siswa dan staf. Berdasarkan aturan sekolah, proses untuk mengeluarkan kedua pelajar ini sudah dimulai," demikian pernyataan sekolah pilot itu lewat akun Facebooknya.

Sejauh ini belum diperoleh komentar dari kedutaan besar Irak di Portugal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com