Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Hujan Deras, Sekolah Terapung di Nigeria Ambruk

Kompas.com - 09/06/2016, 19:29 WIB

LAGOS, KOMPAS.com - Sebuah sekolah terapung yang dibangun di sebuah laguna di Lagos, kota terbesar Nigeria, ambruk akibat terpaan hujan deras.

"Bangunan sekolah ambruk sekitar pukul 10.00 (pukul 15.00 WIB) pada Selasa lalu menyusul hujan deras dan badai," kata direktur sekolah itu, Noah Shemede, Kamis (9/6/2016).

Shemede dan perusahaan arsitektur NLE yang berbasis di Amsterdam mengatakan tak ada korban dalam insiden itu dan sekolah terapung di kawasan Makoko itu sudah kosong sejak Maret lalu.

Shemede mengatakan, sebanyak 58 murid sekolah yang menggunakan bangunan tersebut sudah direlokasi ke sekolah utama yang terletak tak jauh dari tempat itu.

Mereka dipindahkan setelah para orangtua murid mengkhawatirkan keselamatan anak-anak mereka di saat cuaca buruk melanda Lagos dan sekitarnya.

Arsitek Kunle Adeyemi mengatakan, bangunan yang merupakan prototipe itu sudah digunakan secara intensif selama tiga tahun belakangan dan sebuah bangunan baru sedang didirikan untuk menggantikan sekolah tersebut.

"Kami lega karena tak ada korban dalam insiden ambruknya gedung itu," kata Adeyemi dalam sebuah pernyataan resmi.

"Gedung prototipe ini sudah menjalankan fungsinya selama ini dan kami sedang membangun versi baru gedung itu di tengah komunitas ini," tambah Adeyemi.

Makoko, yang disebut sebagai "Venezia dari Afrika" tetapi kesamaan tempat ini dengan kota bersejarah di Italia itu hanya sebatas banyaknya bangunan di yang berdiri di permukaan air.

Kawasan Makoko didominasi perumahan kumuh yang dihuni warga miskin Lagos di tengah kondisi lingkungan yang tak terlalu baik.

Sekolah terapung itu terdiri atas tiga lantai dan berbentuk seperti huruf "A" yang mengapung di atas 250 galon plastik kosong yang dipasangkan di bawah pondasi kayu.

Sekolah ini adalah bangunan tertinggi di Makoko dan sempat menjadi ciri khas kawasan tersebut.

Bangunan sekolah itu memiliki luas 200 meter persegi dan kerap digunakan untuk menggelar acara-acara sosial di kawasan miskin itu.

Shemede mengatakan, puing-puing sekolah itu sudah dibersihkan tetapi dia mengeluhkan minimnya bantuan pemerintah terhadap warga Makoko.

"Proyek ini adalah sebuah inisiatif pribadi untuk warga Makoko. Bangunan sekolah utama dibangun pada 2007-2008, sementara bangunan yang ambruk didirikan sebagai tambahan bangunan utama pada 2012," ujar Shemede.

"Sekolah ini memiliki 259 siswa. Kami berharap negara membantu komunitas ini lewat penyediaan fasilitas sosial," lanjut Shemede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com