Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latihan Bersama AS, Filipina, dan Australia Libatkan Sekitar 10.000 Personil Militer

Kompas.com - 04/04/2016, 15:06 WIB

ABC Kapal induk AS Bonhomme Richard tiba di Pelabuhan Darwin, Australia untuk melakukan latihan militer bersama dengan militer Australia
MANILA, KOMPAS.com –   Pasukan AS, Filipina, dan Australia, memulai latihan besar selama 11 hari yang dimulai Senin (4/4/2016). Setidaknya hampir 10.000 personil terlibat.

China, melalui media negara itu, memperingatkan campur tangan “pihak luar” terhadap sengketa  territorial di Laut China Selatan, yang telah memicu ketegangan regional.

Upaca pembukaan latihan itu telah dimulai di Manila, ibu kota Filipina, Senin pagi.  Kantor berita resmi China, Xinhua, memberi peringatan tentang dampak latihan tersebut.

Menteri Pertahanan AS Ashton Carter dijadwalkan terbang ke Manila, pekan depan. Ia datang untuk mengamati langsung pergerakan pasukan dalam latihan yang melibatkan penembakan artileri berpeluru tajam itu. Ia akan mengunjungi kapal Angkatan Laut AS yang terlibat latihan.

Sekitar 5.000 tentara AS akan bergabung dalam latihan bersama dengan Filipina yang mengerahkan hampir 4.000 tentara Filipina. Sebanyak 80 tentara Australia juga terlibat.

“Latihan itu adalah upaya terbaru Manila untuk melibatkan orang luar dalam sengketa regional," kantor berita Xinhua dalam sebuah komentarnya.

Xinhua mengutip Jepang, begara yang telah mengirim kapal selamnya mengunjung Filipina dan Australia akhir pekan lalu. “Namun, provokasi menyulut rasa takut dan sesungguhnya tampak cenderung menjadi bomerang bagi insiator,” kata Xinhua.

"Sebuah negara besar dengan kepentingan vital di Asia, AS pertama-tama harus memperjelas target dari strategi Poros Asia, yang sejauh ini telah tampil tidak lebih dari inkonsistensi yang tidak bermoral antara tindakan yang didorong rasa takut dan dan kata-kata cinta damai."

China telah mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, meksi sebagian di antaranya mendapat kontra-klaim dari Brunei, Malaysia, Taiwan, Vietnam, dan Filipina.

Dalam beberapa tahun terakhir China telah membangun infrastrukut utama di Laut China Selatan. Termasuk di dalamnya ialah pembangunan sistem radar dan lapangan terbang di atas pulau karang yang telah direklamasi.

Hal itu telah memicu kekhawatiran dan kecamanan internasional.

 AS tidak mengambil sisi dalam sengketa teritorial tetapi menegaskan pentingnya menjaga laut dan rute udara terbuka.  Washington mengirim jet pengebom dan kapal perang untuk kebutuhan patrol dalam beberapa bulan terakhir, yang membuat Beijing gusar dan marah.

Letnan Jenderal John Toolan, Komandan Pasukan Korps Marinir AS di Pasifik mengatakan, latihan ,iliter gabungan itu akan membantu sekutu meningkatkan keamanan maritim dan menjaga stabilitas regional.

 "Aliansi kami kuat. AS berkomitmen dalam hubungan ini dan ini bukan kata-kata kosong perdamaian di Asia Tenggara tergantung pada kerjasama kami," tambah Toolan.

Latihan bersama AS, Filipina dan Australia, terjadi menjelang keputusan pengadilan yang didukung PBB menanggapi gugatan hukum dari Manila klaim teritorial China.

Filipina juga mempersiapkan untuk menjadi tuan rumah pasukan AS di lima wilayah bawah pakta pertahanan lahir dari rencana Presiden Obama menegaskan kembali pengaruh Amerika di Pasifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com