Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Doktoral Susupi Sistem TI di Kampus demi Ujian, Divonis 2 Bulan Bui

Kompas.com - 17/02/2016, 19:00 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Menyadari akan mendapatkan nilai jeblok, Georgy Kotsaga pun diam-diam menerobos sistem komputer universitas termpatnya belajar, guna menghapus jawaban ujiannya, beserta 18 mahasiswa lainnya.

Namun, usaha mahasiswa doktoral hukum di Singapore Management University itu terlacak.

Straits Times melaporkan, Selasa (16/2/2016), mahasiswa berkebangsaan Rusia itu dijatuhi hukuman penjara dua bulan oleh Pengadilan Negeri Singapura atas perbuatannya itu.

Gregory dinyatakan bersalah telah melakukan akses ilegal terhadap materi rahasia universitas dan melakukan modifikasi ilegal terhadap materi rahasia tersebut.

Perbuatan pria berumur 32 tahun itu terbongkar setelah salah satu mahasiswi melaporkan. Mahasiswi itu mengaku bingung karena dalam sistem informasi perkuliahannya menunjukan dia belum menyelesaikan ujian untuk mata kuliah Hukum Properti.

Padahal, dia dan rekan sekelasnya yang lain telah menempuh ujian tersebut.

Investigasi otoritas universitas mendapati, 19 kertas ujian yang dikerjakan secara online itu telah lenyap. Sementara, history dalam database komputer itu menunjukan 19 jawaban ujian itu telah dikirimkan sebelumnya.

Sistem terknologi informasi menunjukan, akun atas nama "hwtang" yang dimiliki dosen Profesor Tang Hang Wu telah menghapus 19 jawaban ujian itu.

Penyelidikan lebih jauh berhasil menemukan jejak akun "Gregory"-lah yang telah menggunakan akun dosennya itu untuk melakukan kecurangannya.

Pengadilan menjelaskan, pelaku yang memang lemah di mata kuliah itu memutuskan membeli flashdisk di toko komputer. Dia kemudian mencolokan flashdisk ini ke komputer umum di kelas,  di mana dosen bersangkutan mengajar.

Dari sana dia berhasil mendapatkan user id dan password dosen tersebut.

Setelah ujian selesai, Gregorypun segera mengeksekusi rencananya itu guna menyelamatkan nilainya.

Terungkap, perbuatannya ini dilatarbelakangi kecemasan bahwa IPKnya yang saat ini 3.09 akan anjlok di bawah 3.00, jika dia meraih nilai buruk di mata kuliah ini.

Dia berpikir dengan menghilangkan semua jawaban ujian maka ujian akan diulangi kembali.

Rupanya perbuatannya terlacak dan pihak universitas berhasil memanggil data back up dan mengembalikan 19 jawaban ujian yang hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com