Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Salah Satu Sekolah Paling Berbahaya dalam Jangkauan Serangan ISIS

Kompas.com - 29/01/2016, 02:58 WIB

KOMPAS.com — Di salah satu kawasan miskin Benghazi—salah satu medan perang Libya dalam menghadapi kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS—seorang kepala sekolah berani membuka kembali sekolahnya.

Fauzia Mukhtar Abeid bertekad bahwa pengeboman dan para penembak gelap tidak akan menghalangi murid-muridnya untuk mendapatkan pendidikan.

Jelas dia mempunyai alasan untuk takut.

Sebuah masjid di samping sekolah dibom beberapa waktu lalu, ketika beberapa murid sedang dalam perjalanan ke masjid untuk belajar Quran dan dua orang anak laki-laki kehilangan kaki mereka.

Kawasan al-Sulmani di Benghazi selama dua tahun menjadi medan pertempuran di Libya karena sekitar satu kilometer dari lapangan sekolah, di balik-balik gedung yang hancur, bersembunyi para anggota ISIS dan milisi lainnya.

Sekolah itu tutup pada Mei 2014 dan keluarga yang mampu bisa membawa anaknya ke sekolah swasta di luar kawasan konflik. Namun, anak-anak miskin tak mempunyai pilihan.

BBC Indonesia Fauzia Mukhtar Abeid berpendapat membuka kembali sekolah sebagai tugas nasional.
Setahun berlalu dan sejumlah orangtua bertanya kepada Fauzia apakah sekolah itu akan dibuka kembali.

Selain rusak dihantam meriam, sekolah itu juga dijarah. Jadi, orangtua yang kemudian patungan mengumpulkan dana untuk perbaikan walau akhirnya mendapat bantuan dana dari pemerintah.

"Pada akhirnya kami bisa mengumpulkan sekitar 1.000 dinar (Rp 6 juta) dari para keluarga dan 3.000 dinar lainnya dari Komite Krisis Pemerintah," jelas Hassan Omar, anggota Dewan Kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com