“Pemilihan lokasi kejadian, target serangan, pola pelaksanaan serangan, dan tindakan cepat pemerintah untuk menghentikan penyebaran informasi, semua ini mengindikasikan ISIS sebagai otak bom bunuh diri ini,” demikian analisis pakar keamanan Turki, Metin Gurcan, seperti dikutip The Guardian.
Sosok akademisi ternama yang juga pernah menjabat sebagai Penasihat Militer Turki melanjutkan bahwa serangan ini akan menambah tekanan dunia internasional terhadap Turki untuk meningkatkan upaya penumpasan ISIS.
Gurcan menilai, pemerintah Turki terlalu “disibukkan” dengan prioritas yang tidak perlu seperti memerangi kelompok separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
“Pertanyaan terbesar saat ini adalah bagaimana Turki mengalokasikan dengan lebih efisien kapasitas militer dan intelijennya untuk menghadapi potensi serangan teror yang digalang oleh ISIS.”
Gurcan melontarkan kritik pedas terhadap intelijen Turki yang menurutnya tidak berbuat banyak untuk menghancurkan jaringan ISIS yang mendalangi serangan bom bunuh diri di Ankara dan Suruc tahun lalu.
Dia menambahkan, pemerintah Turki perlu mengambil tindakan dengan melabel ISIS sebagai kelompok teror yang berbahaya secara hukum.
Selama ini, kata dia, definisi apa dan siapa itu ISIS masih abu-abu.
“Definisi perlu diperjelas sehingga pasukan keamanan dapat menjalankan operasinya lebih baik, terutama memburu kelompok-kelompk tersembunyi yang berkeliaran,” Gurcan mengakhiri analisisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.