Gedung Putih telah menyatakan, Trump “didiskualifikasi” (oleh dirinya sendiri) dari pertarungan menjadi calon presiden setelah taipan itu mengatakan Amerika seharusnya melarang muslim masuk ke negara itu.
Komentarnya, yang dikeluarkan terkait teror di San Bernardino, California, mendapat kecaman dan penolakan global. Termasuk dari berbagai pimpinan dunia.
Terakhir, penolakan berasal dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Beberapa jam setelah Trump mengumumkan akan mengunjungi negara itu, Netanyahu menyatakan, Israel “menghormati semua agama.”
Kandidat independen
Sejauh ini, enam bulan sebelum tiap partai memilih calon presidennya, Trump adalah kandidat "terkuat" bakal calon presiden Amerika dari Partai Republik.
Meskipun begitu, Trump lewat twit-nya mengindikasikan dia "bisa saja" mencalonkan diri sebagai kandidat presiden lewat jalur independen, merujuk pada hasil survei USA Today yang mengungkapkan 68 persen pendukungnya tetap akan memilih Trump jika meninggalkan Partai Republik.
Lebih jauh lagi, Trump bahkan mengancam meninggalkan partai itu jika diperlakukan “tidak adil”.
“Seluruh hidup saya itu soal kemenangan. Saya jarang kalah. Nyaris tidak pernah kalah,” ungkapnya kepada Washington Post.
Partai Republik khawatir
Khawatir pengusaha asal New York itu meninggalkan partai, pimpinan Partai Republik membujuk Trump untuk berjanji tetap mendukung siapapun kandidat terpilih dari Partai Republik.
Pejabat partai takut, jika Trump melakukan kampanye sebagai kandidat independen, dukungan terhadap Partai Republik akan terpecah, sehingga memudahkan Partai Demokrat untuk menang.
Walapun Trump secara konsisten memimpin jajak pendapat nasional selama beberapa bulan terakhir, mayoritas pemilih disebut menilai Trump sebagai kandidat yang "tidak baik".
Terkait penembakan yang dilakukan dua muslim di San Bernardino, California, Trump meminta “Amerika menghentikan secara penuh, masuknya orang Islam ke Amerika sampai diketahui secara pasti apa yang sebenarnya terjadi”.
Sebuah petisi yang meminta Trump untuk dilarang memasuki Inggris, telah ditandatangani 250.000 orang, sehingga parlemen Inggris harus mempertimbangkan untuk mendiskusikan petisi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.