Jaksa di New York mengatakan Ashe "memanfaatkan PBB sebagai alat untuk memperkaya diri sendiri" dengan cara membantu pengusaha properti China, Ng Lap Seng, mendapatkan kontrak dari pemerintah.
"Dengan imbalan jam tangan Rolex... jas-jas mewah, John Ashe menjual dirinya dan lembaga dunia yang ia pimpin," kata Preet Bharara, jaksa di New York.
"Disatukan dengan kerakusan, mereka mengubah PBB sebagai pintu masuk untuk mengeruk keuntungan," imbuhnya.
Jaksa mengatakan Ashe memanfaatkan posisinya sebagai presiden Majelis Umum sekaligus wakil Antigua dan Barbuda untuk mengeluarkan dokumen PBB guna mendukung gedung konferensi yang ingin dibangun Ng di Macau.
Ashe juga mengatur pertemuan dengan para pejabat di Antigua dan Kenya untuk membantu Ng memenangkan kontrak pembangun perumahan, kata Bharara.
Ashe ditahan hari Rabu (30/9/2015) pekan lalu bersama lima orang lainnya, termasuk Ng.
Sekjen PBB, Ban Ki-moon, mengatakan sangat terkejut dan prihatin dengan munculnya kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.