Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka yang Ditahan Akui Perannya dalam Pengeboman di Bangkok

Kompas.com - 09/09/2015, 22:59 WIB
THAILAND, KOMPAS.com — Kepolisian Thailand menyatakan, salah satu pria yang ditangkap terkait pengeboman sebuah kuil di Bangkok bulan lalu telah mengungkapkan lebih jauh keterkaitannya dalam serangan itu.

Tersangka yang bernama Yusufu Mieraili itu mengaku menyerahkan sebuah tas punggung berisi bom ke seorang pria lain, yang diyakini meninggalkan tas itu di kuil tersebut beberapa saat sebelum ledakan terjadi.

Kepolisian Thailand, Rabu (9/9/2015), meminta Mieraili melakukan reka ulang atas tindakan yang diduga dilakukannya pada tanggal 17 Agustus, hari saat terjadi pengeboman yang menewaskan 20 orang itu.

Berbicara di sebuah lokasi di luar sebuah stasiun kereta di Bangkok, juru bicara kepolisian Prawut Thavornsiri mengatakan, di tempat itulah, Mieraili bertemu pria berbaju kuning untuk menyerahkan tas punggung itu.

Rekaman gambar dari kamera pengawas keamanan menunjukkan, seorang pria langsing berambut gondrong dan berkemeja kuning meninggalkan sebuah tas punggung dekat kuil itu dan dengan tenang berjalan menjauh, beberapa saat sebelum ledakan hebat terjadi.

Polisi mengatakan, kedua tersangka berpisah setelah serah terima tas punggung itu dilangsungkan.

Seorang pria asing lainnya, yang diidentifikasi bernama Adem Karadak, juga ditahan sehubungan kasus itu. Namun, perannya dalam pengeboman itu masih belum jelas.

Polisi mengatakan, DNA Mieraili ditemukan di sebuah apartemen di Bangkok, tempat bahan-bahan pembuat bom disita. Mereka juga mengatakan, Mieraili telah mengaku memainkan peran besar dalam serangan itu.

Para penyelidik tidak mengungkapkan kewarganegaraan kedua orang asing itu. Namun, Mieraili memiliki paspor China yang menunjukkan ia lahir di Xinjiang, kampung halaman kelompok minoritas Uighur.

Media Thailand secara terbuka melaporkan kemungkinan hubungan antara pengeboman itu dan deportasi yang dilakukan Thailand terhadap lebih dari 100 orang warga etnik Uighur. Menyusul pemulangan paksa mereka ke China, demonstrasi kekerasan berlangsung di Istanbul, menarget kantor-kantor perwakilan Thailand dan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com