PBB: Jumlah Migran dari Afrika ke Eropa Mencapai 224.000 Orang

Pernyataan ini dikeluarkan PBB sehari setelah 200 orang migran dikhawatirkan tewas tenggelam di Laut Tengah dalam perjalanan mereka menuju ke Eropa.

"Apa yang kita hadapi di pintu masuk Eropa adalah sebuah krisis pengungsi," kata juru bicara Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR), William Spindler.

Spindler menambahkan, hingga akhir Juli lalu sebanyak 224.000 orang migran dan pengungsi tiba di Eropa setelah mengarungi Laut Tengah dengan menggunakan perahu. Hampir semua migran dan pengungsi yang menyeberangi Laut Tengah dengan menggunakan perahu yang tak layak itu mendarat di Yunani (124.000 orang) dan Italia (98.000 orang).

"Selama tujuh bulan pertama tahun ini, sebanyak 2.100 migran dan pengungsi tenggelam atau hilang dalam perjalanan," tambah Spindler.

Dia menekankan angka yang dirilis UNHCR ini belum termasuk 200 orang migran yang diduga kuat tewas setelah perahu mereka tenggelam di perairan Libya, Rabu (6/8/2015). Kapal nelayan yang diduga mengangkut lebih dari 600 orang itu, mengalami kerusakan setelah baru berlayar sejauk 15 mil laut dari pesisir Libya.

Kapal itu kemudian terbalik ketika sebagian besar penumpangnya bergerak ke salah satu sisi ketika melihat kapal penyelamat datang. Akibatnya, kapal itu menjadi tak seimbang dan akhirnya terbalik.

Kapal patroli Irlandia, Niamh, yang tiba pertama kali di lokasi tenggelamnya kapal, tiba di Palermo, Italia sambil membawa 367 korban selamat. Di antara para korban selamat itu terdapat 12 orang perempuan dan 13 anak-anak serta 25 jasad yang bisa dibawa.

"Sebagian besar mereka yang menyeberangi Laut Tengah adalah para pengungsi yang kabur dari perang dan penindasan, bukan migran ekonomi," ujar Spindler sambil menambahkan warga Suriah mencakup 38 persen dari jumlah seluruh pengungsi yang tiba di Eropa tahun ini.

Di belakang Suriah terdapat pengungsi Eritrea sebanyak 12 peren, Afganistan 11 persen, Nigeria 5 persen dan Somalia 4 persen dari seluruh jumlah pengungsi.