Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjuk Rasa Lempar Kursi ke Arah Wakil PM Nepal

Kompas.com - 20/07/2015, 20:55 WIB
KATHMANDU, KOMPAS.com - Sekelompok pengunjuk rasa yang menuntut agar Nepal menjadi sebuah negara Hindu, Senin (20/7/2015), terlibat baku dorong dengan polisi dan sempat melemparkan kursi ke arah wakil perdana menteri.

Sebanyak 200 orang pengunjuk rasa dari Partai Rastriya Prajatantra menerobos masuk ke dalam stadion nasional sambil meneriakkn berbagai slogan di saat Wakil PM Prakash Man Singh berpidato di hadapan massa dalam rangka untuk mengumpulkan pendapat warga.

"Nepal adalah negara Hindu dan tetap menjadi negara Hindu. Sebagian besar warga Nepal beragama Hindu dan kami akan terus berunjuk rasa hingga negeri ini dideklarasikan sebagai negara Hindu," kata Madhav Bhattarai, seorang pengunjuk rasa.

Nepal resmi menjadi negara sekuler setelah keluarga kerajaan yang sudah berkuasa selama berabad-abad lengser pada 2008 sekaligus menjadikan Nepal sebuah republik. Keluarga kerajaan Nepal adalah pemeluk Hindu yang taat. Sebagian warga Nepal percaya bahwa raja negeri itu adalah reinkarnasi Dewa Wisnu.

Pada Senin, pemerintah meminta para anggota parlemen kembali ke daerah pemilihan mereka untuk meminta pendapat rakyat terkait rancangan konstitusi yang seharusnya digarap pada 2010 oleh Majelis Konstituante pertama yang terpilih pada 2008.

Namun, majelis itu selama empat tahun gagal menyelesaikan tugasnya menyusun konstitusi. Majelis baru yang terpilih pada 2012 juga menghadapi masalah serupa karena perbedaan pendapat di antara partai-partai politik.

Akibat kegagalan demi kegagalan itu, selama tujuh tahun terakhir pemerintah Nepal menjalankan tugasnya dengan dasar konstitusi sementara.

Namun, sejak gempa bumi dahsyat yang terjadi pada April lalu dan menewaskan lebih dari 9.000 orang, muncul tekanan dari rakyat agar partai-partai politik segera menyelesaikan penggarapan konstitusi.

Beberapa masalah utama yang menjadi pengganjal adalah pembagian daerah federal, hak perempuan dan hak warga minoritas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com