Pengantin pria, yang sebenarnya sudah membatalkan pernikahan sehari sebelumnya, dikatakan telah menghibur para tamu dan tidak duduk di meja utama bersama para anggota keluarganya, seperti dilaporkan Shin Min Daily News, hari Minggu, dan dikutip Asiaone, Senin.
Koran itu melaporkan bahwa ada 3-4 meja kosong dalam pesta itu, yang diyakini disediakan untuk tamu dari pengantin wanita. Seluruhnya ada 12 meja, dan pengantin laki-laki, yang hanya ingin dikenal sebagai Liu, mengatakan bahwa biaya pesta itu sekitar 20.000 dollar Singapura atau setara Rp 188 juta.
Pria 26 tahun itu mengatakan kepada Shin Min bahwa seminggu sebelum pesta, dia dan tunangannya, yang juga berusia 26 tahun, terlibat pertengkaran. "Dia menampar saya tujuh kali. Bahu dan dada saya juga memar oleh dia," katanya. Dia menambahkan bahwa insiden itu membuat dia dan orangtuanya marah.
Tunangannya sedang mengandung calon anak mereka. Dia mengatakan kepada Shin Min bahwa usia kehamilan tunangannya 4-5 bulan.
Liu mengatakan, dia bertemu tunangannya saat masih kuliah di politeknik, dan mengaku bahwa dirinya menunggu selama tiga tahun sebelum akhirnya mampu memenangkan hati wanita itu.
Setelah pertengkaran tersebut, Liu berpikir dan membuat keputusan yang menyakitkan, yaitu membatalkan pernikahan sehari sebelum upacara itu diselenggarakan. "Saya berpikir masalah antara dua orang (yang mau menikah) harus dibereskan terlebih dahulu sebelum pernikahan. Jadi, saya memberi tahu tunangan saya tentang hal itu. Namun, karena pesta pernikahan sudah diatur, kami memutuskan untuk melanjutkan pesta itu, dan meminta maaf kepada para tamu," katanya. Dia menambahkan bahwa dirinya menjadikan pesta itu seperti pertemuan keluarga.
"Saya telah menyumbangkan uang dari kado para tamu untuk amal."
Liu mengatakan, dia telah meminta maaf kepada tamu pada hari Sabtu itu.
Tunangannya mengatakan, dia memukul Liu hanya sekali, dan punya alasan untuk melakukan itu. "Sebelum pernikahan (yang batal) itu, dia (Liu) kembali mengatakan bahwa pernikahan ini akan berantakan karena pertengkaran kami. Itu membuat saya sangat marah, jadi saya menamparnya. Saya mencakar dia, tetapi tidak menamparnya tujuh kali," katanya.
Dia menambahkan, calon mertuanya juga tergolong bermasalah. "Saya juga sedang hamil sehingga emosi saya tidak stabil. Karena banyak masalah yang dihadapi, saya sangat tidak bahagia. Saya belum dapat beristirahat dengan baik selama dua minggu."
Perempuan itu juga mengatakan, dia tidak bisa membayangkan apakah pernikahan itu masih akan berlangsung. "Dia (Liu) hanya menginginkan anak saya, dan tidak berpikir untuk menikahi saya. Bahkan, jika dia menginginkan, itu hanya salah satu sisi. Orangtuanya tidak akan setuju," katanya.
Sementara itu, Liu mengaku bahwa dia tidak akan berhenti untuk mencintai tunangannya meskipun pernikahan itu telah dibatalkan. "Saya berharap dapat membawanya untuk mengikuti konseling sehingga dia bisa lebih mengontrol emosinya dan tidak begitu bersikap keras. Saya bersedia menunggu dan menyelenggarkan upacara pernikahan kami," kata Liu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.