Kini pada usianya yang ketiga, Misael menjadi anak balita raksasa dengan bobot 69 kilogram. Kondisi ini membuatnya sulit untuk bergerak, apalagi berjalan. Para dokter meyakini, Misael menderita sindrom Prader-Willi, sebuah kondisi genetik langka yang membuatnya tak bisa berhenti makan.
Anak-anak yang menderita sindrom ini akan makan tiga hingga enam kali lebih banyak dibanding anak-anak lain dalam usia yang sama. Setelah makan pun, mereka masih merasa lapar.
Kelenjar tiroid Misael juga bermasalah sehingga berat badannya semakin tak terkontrol. Kedua orangtua Misael mengatakan, berbagai jenis terapi medis sudah dijalani, tetapi tak satu pun yang sukses mengurangi bobot bocah itu.
"Membawanya ke dokter atau keluar dari rumah bersamanya sudah merupakan kesulitan tersendiri," kata ayah Misael, Michael.
"Saat kami berjalan, orang-orang berhenti, mengambil foto bersamanya, lalu bertanya soal ukuran anak ini. Mereka ingin tahu usia dia, bobotnya, dan sebagainya," kata Michael.
Membawa Misael, yang memiliki masalah perilaku, juga menjadi problem tersendiri. Oleh karena itu, keluarga Michael yang tinggal di kota Cachoeiro de Itapemirim harus menyewa taksi pribadi.
"Para dokter berpikir dia menderita sebuah sindrom yang membuat bobotnya terus bertambah. Para dokter ingin menjalankan sejumlah tes," kata sang ibu.
Gejala-gejala sindrom Preder-Willi (PWS) meliputi rasa lapar yang tak kunjung reda, yang bisa dengan mudah memicu pertambahan bobot badan, mengurangi kekuatan otot dan kesulitan belajar.
Penderita sindrom ini juga menunjukkan masalah-masalah perilaku, seperti mudah marah atau sangat keras kepala. Sejauh ini, tidak ada obat untuk PWS. Yang bisa dilakukan adalah mengelola gejala-gejala dan masalah-masalah yang mengikutinya.
Bagi para orangtua yang memiliki anak-anak dengan PWS, maka masalah yang harus mereka hadapi adalah menangani perilaku dan nafsu makannya yang sangat besar.