Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Puluhan Mayat Terbungkus Plastik di Danau Rweru

Kompas.com - 28/08/2014, 01:06 WIB


BURUNDI, KOMPAS.com
- Ada misteri dari penemuan puluhan mayat terbungkus plastik yang dibuang di danau di perbatasan antara Burundi dan Rwanda. Kedua negara menyatakan puluhan mayat itu bukan warga negara mereka.

Nelayan di Burundi mengatakan telah menemukan 40 mayat mengambang di Danau Rweru sejak Juli 2014. Mayat-mayat tersebut ditemukan dengan kondisi tangan dan kaki terikat. Namun, juru bicara pemerintah setempat mengatakan jumlah tersebut bisa jadi dilebih-lebihkan.

Sejauh ini belum ada petunjuk tentang dugaan motif atas pembunuhan tersebut maupun identitas para korban. Edouard Nduwimana, menteri dalam negeri Burundi, seperti dikutip dari AFP, membenarkan soal penemuan mayat dalam kondisi terikat tersebut.

Selama sepekan terakhir, lima mayat dalam kondisi itu ditemukan, berdasrkan pernyataan pejabat daerah. Pada Senin (25/8/2014), polisi gabungan dari Burundi dan Rwanda, menemukan lagi tiga mayat, termasuk dua mayat yang ditaruh di dalam tas besar.

Nduwimana mengatakan pernyataan para nelayan bahwa mayat-mayat itu hanyut ke danau dari Sungai Akagera yang berhilir di Rwanda, tetap belum bisa mengonfirmasi asal mayat-mayat itu.

"Butuh investasi untuk mengonfirmasi apakah jasad-jasad ini berasal dari Rwanda ataukah merka berasal dari Burundi," kata Nduwimana. Pemerintah daerah setempat menyatakan para korban tidak berasal dari Burundi.

Namun, pada Selasa (26/8/2014), kepolisian Rwanda juga membantah para korban berasal dari negara mereka. "Kami dapat mengonfirmasi bahwa tidak ada orang Rwanda yang hilang di antara mayat-mayat itu," kata Theos Badege, komisaris di departemen investigasi kriminal kepolisian Rwanda.

Presiden Rwanda Paul Kagame menduga mayat-mayat ini merupakan korban pembunuhan atau penghilangan lawan politik di negara tetangganya. Ketengan politik di Burundi memang sedang meninggi, menjelang pemilu pada tahun depan.

Sementara itu, genosida di Rwanda pada 1994 juga telah "mengirimkan" sejumlah mayat korban ke aliran Sungai Akagera. Dalam beberapa tahun terakhir, pembunuhan politik di Burundi juga menjadikan beragam sungai di negara tersebut sebagai "tempat pembuangan" mayat korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com