Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DK PBB Kecam Serangan ISIS terhadap Suku Minoritas Irak

Kompas.com - 06/08/2014, 17:34 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com — Dewan Keamanan PBB, Selasa (5/8/2014), mengecam serangan terakhir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Sinjar yang disebut-sebut berpotensi menimbulkan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dewan Keamanan juga mengancam bahwa siapa pun yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah khususnya terhadap warga sipil, akan menghadapi pengadilan untuk kejahatan kemanusiaan.

Pernyataan ini menjadi kecaman kedua DK PBB dalam dua pekan terakhir untuk ISIS, menyusul serangan kilat yang digelar pada awal Juni lalu yang mencaplok sebagian besar wilayah utara Irak.

DK PBB menyebut ISIS sebagai ancaman tak hanya bagi Irak dan Suriah, tetapi juga  untuk keamanan, perdamaian, dan stabilitas kawasan.

"Serangan yang menyebar dan sistematis terhadap populasi sipil hanya karena perbedaan etnis, agama ,atau kepercayaan sangat mungkin menimbulkan kejahatan terhadap kemanusiaan sehingga pelakunya harus bertanggung jawab," demikian pernyataan DK PBB yang dibacakan Dubes Inggris Mark Lyall Grant.

Saat membacakan kecaman DK PBB itu, Dubes Grant secara khusus menyebut etnis minoritas Yazidi, kelompok masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berakar dari Zoroasterisme, yang kini menjadi target ISIS karena dianggap penyembah setan.

"Etnis Yazidi dan kelompok minoritas lainnya sudah tinggal di kota Sinjar dan wilayah lain provinsi Nineveh selama ribuan tahun," kata Dubes Grant.

"Sebagian besar warga Irak ini kini tercerabut dari akarnya dan dipaksa pergi serta harus menjadi pengungsi sementara banyak yang lain dieksekusi dan diculik," tambah Dubes Grant.

Sementara itu di Irak, helikopter-helikopter pemerintah mengirimkan bantuan untuk ribuan warga Yazidi yang bersembunyi di pegunungan karena lari dari kejaran ISIS.

Akibat terjebak di pegunungan dan sebagian besar tanpa membawa perbekalan memadai, dikhawatirkan warga Yazidi itu tak lama lagi akan menjadi korban pembantaian atau mati akibat kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com