Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Bentuk Polisi Khusus Kasus Kekerasan Antar-agama

Kompas.com - 28/04/2014, 19:25 WIB
KOLOMBO, KOMPAS.com -- Kepolisian Sri Lanka, Senin (28/4/2014), mengumumkan sebuah unit baru yang khusus melakukan investigasi kejahatan-kejahatan berlatar belakang kebencian antar-agama.

Unit baru kepolisian ini dibentuk menyusul serangan para pendeta Buddha terhadap masjid dan gereja di Sri Lanka yang memicu kekhawatiran terkait kebebasan beragama di negeri itu.

Inspektur Jenderal NK Illangakoon mengatakan, unit baru ini akan melakukan investigasi semua keluhan masyarakat terkait "masalah-masalah keagamaan" di negeri yang mayoritas penduduknya memeluk agama Buddha itu.

"Unit ini akan dibentuk di seluruh negeri dan akan menangani keluhan warga terkait masalah keagamaan," kata Illangakoon kepada wartawan.

Langkah kepolisian ini menyusul serangkaian serangan sejak tahun lalu terhadap masjid, gereja, dan lokasi-lokasi bisnis milik warga Muslim yang dilakukan kelompok nasionalis Buddha yang menuduh kelompok minoritas mulai menebarkan pengaruhnya di pulau itu.

Sejumlah video yang diunggah ke YouTube menunjukkan massa yang dipimpin para biksu Buddha melemparkan batu dan menghancurkan sebuah gereja di wilayah selatan Sri Lanka pada Januari lalu, sementara polisi hanya bisa menyaksikan aksi itu tanpa daya.

Sejumlah biksu senior Buddha juga kerap terlihat dalam rekaman video mengancam rekan-rekan mereka yang lebih moderat yang menyarankan toleransi antar-umat beragama.

Para tokoh agama moderat baik Buddha, Islam, maupun Kristen menuding polisi tak bisa melindungi kelompok minoritas dan gagal menghukum para pelaku penyerangan.

Sementara itu, Menteri Agama Sri Lanka MKB Dissanayake mengatakan, unit baru polisi itu diharapkan dapat memastikan sebuah insiden keagamaan bisa dikendalikan dan tidak meluas.

Kini Sri Lanka tengah berusaha bangkit setelah perang saudara 40 tahun berakhir pada 2009 lalu. Namun, saat ini Sri Lanka menghadapi masalah baru, yaitu gesekan antar-agama di negeri tersebut.

Presiden Sri lanka Mahinda Rajapakse, yang bergama Buddha, sudah memperingatkan para biksu garis keras agar tidak memicu kekerasan antar-agama.

Sebanyak 70 persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka memeluk agama Buddha. Sementara Islam, yang adalah agama terbesar kedua di Sri Lanka, hanya dipeluk kurang dari 10 persen penduduk negeri pulau itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com