Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai Kotak Hitam Habis, Adakah Alternatif Alat Pencarian MH370 Malaysia Airlines?

Kompas.com - 14/04/2014, 06:21 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Sebulan sudah lewat sejak penerbangan MH370 milik Malaysia Airlines hilang sejak Sabtu (8/3/2014). Baterai untuk memancarkan sinyal dari kotak hitam pesawat itu pun diduga sudah mati atau nyaris habis daya. Masih adakah harapan pencarian pesawat ini?

"Kemungkinan besar baterai sudah sampai pada akhir hidupnya. Kita di hari ke-37 (pencarian) .... Jika (sinyal) masih ada, saat ini pun sangat tenang," kata salah satu ahli perancang pengirim "ping" dari kotak hitam itu, Jeff Densmore, kepada CNN, Minggu (13/4/2014).

Densmore adalah direktur teknik Dukane Seacom. Dia mengatakan perusahaannya berupaya membantu pencarian menginterpretasikan data sinyal audio yang beberapa waktu lalu terlacak di Samudera Hindia.

Menurut Densmore, sinyal tersebut dipastikan berasal dari alat buatn manusia. Namun, kata dia, tak ada cara untuk meyakinkan 100 persen bahwa sinyal itu berasal dari perekam data penerbangan di pesawat yang hilang.

Secara teknis, baterai dari alat yang terpasang di bagian ekor pesawat itu akan habis dalam tenggat 30 hari. "Kami berada dalam masa transisi saat ini," kata Letnan Kolonel Purnawirawan Michael Kay dari Royal Air Force kepada CNN. Dia merujuk pada fakta pencarian harus menyerah dari melacak sinyal ping ke pelacakan berbasis sonar yang mengandalkan gelombang pantul.

Pada Minggu, pejabat Malaysia menegaskan kembali pentingnya penemuan kotak hitam dari Boeing 777 yang hilang itu. Bagaimanapun, misteri hilangnya pesawat tetap harus diungkap. "Akan sulit, misalnya, membersihkan nama awak kabin maupun penumpang dari kecurigaan menjadi pelaku terorisme tanpa keberadaan alat itu," ujar Plt Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein, dalam konferensi pers di Kuala Lumpur.

Menurut Hishammuddin, polisi tak menemukan kecurigaan dari daftar orang-orang dalam manifes pesawat. Namun dia tak mengatakan penyelidikan atas orang-orang di dalam pesawat itu dihentikan untuk dugaan pembajakan, terorisme, maupun masalah psikologi atau pribadi.

"(Penyelidikan) itu masih berlangsung, dan saya tidak berpikir mereka semua telah dibersihkan. Karena kecuali kita menemukan informasi lebih lanjut, khususnya terkait data kotak hitam, saya tidak berpikir setiap kepala polisi akan berada di posisi 'menyatakan kasus itu sudah bersih (dari dugaan keterlibatan orang-orang di pesawat)'," papar dia.

Perhatian banyak kalangan tertuju pada pilot pesawat, Zaharie Ahmad Shah (53). Setelah simpang-siur tentang suara terakhir yang berkomunikasi dengan menara kontrol lalu lintas udara, mereka berpendapat suara itu adalah milik Zaharie. Perhatian untuk Zaharie terkait temuan simulator di rumahnya, kicauan di media sosial, dan preferensi politiknya ke kubu oposisi di Malaysia.

Saatnya mengandalkan sonar?

Pesawat MH370 milik Malaysia Airlines hilang dalam penerbangan rute Kuala Lumpur-Beijing. Area pencarian terus berubah-ubah dari hari ke hari pencarian, dan kini fokus pencarian berada di kawasan Samudra Hindia, yang itu pun juga mengalami beberapa kali pergeseran lokasi. Area pencarian pun diperluas, Minggu.

Jeff Wise, seorang analis penerbangan, mengatakan perluasan area pencarian ini membuat para pengamat bertanya-tanya. "Itu sama sekali tak memperlihatkan kepercayaan diri (para pencari)," kata dia kepada CNN.

Wise mengatakan fakta bahwa lima hari terakhir para pencari tak mendengar sinyal "ping" membuatnya bertanya-tanya apakah sekarang saatnya menurunkan peralatan bawah air dengan kemampuan pemindaian sonar."Kecuali mereka (para pencari, red) memiliki informasi lain yang kita tidak tahu," ujar dia.

Pada Sabtu (12/4/2014), kapal pencari dari Australia menurunkan kembali ke air, alat pelacak lokasi pemancar "ping", dikenal sebagai TPL. Para pencari menyatakan baru akan menurunkan perangkat pemancar sonar, Bluefin-21, bila memang tak ada lagi harapan masih ada cukup daya baterai untuk memancarkan sinyal dari kotak hitam.

"(Namun) kecepatan bluefin lebih lambat dibandingkan TPL," ujar Cmdr William Marks, komandan Angkatan Laut Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas pasukan Amerika dalam tim pencari.

Sejauh ini ada empat ping yang sudah terpantau dari dasar Samudra Hindia. Pada 5 April 2014, dua sinyal terlacak. Lalu, tiga hari kemudian muncul lagi dua sinyal lain. Ping kelima terlacak pada Kamis (10/4/2014). "Tapi sepertinya tak terkait dengan kotak hitam dari pesawat yang hilang," kata koordinator pencarian dari Australia, Angus Houston, Jumat (11/4/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com