Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama: Palestina Harus Ambil Risiko dan Keputusan Sulit Bersama Israel

Kompas.com - 18/03/2014, 05:53 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden AS Barack Obama, Senin (17/3/2014) waktu setempat, meminta pemimpin Palestina Mahmud Abbas harus mengambil risiko dan membuat keputusan sulit bersama pemimpin Israel untuk mewujudkan perdamaian di antara kedua negara itu.

Obama bertemu Abbas di Gedung Putih. Dalam pertemuan itu Abbas mengatakan pembebasan tahap keempat tahanan Palestina pada 29 Maret 2014 akan menjadi tolok ukur bagi Palestina menakar keseriusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal pembicaraan damai kedua negara.

"Seperti yang saya katakan kepada Perdana Menteri Netanyahu ketika ia berada di sini hanya beberapa minggu yang lalu, saya percaya bahwa sekarang adalah waktu... untuk merangkul kesempatan (perdamaian) ini, " kata Obama yang bersebelahan dengan Abbas di Ruang Oval Gedung Putih.

"Ini sangat sulit, sangat menantang. (Tapi) kita harus mengambil beberapa keputusan politik yang sulit dan risiko, jika (dengannya) kita bisa bergerak maju," imbuh Obama. Dia pun ingin Abbas menyetujui kerangka kerja yang diajukan Amerika Serikat untuk memperpanjang pembicaraan damai hingga lewat April 2014, tenggat waktu yang sebelumnya ditetapkan.

Menurut Obama, sudah ada kemajuan dalam pembicaraan damai kedua negara itu. Menurut dia masyarakat dunia sudah mengerti tentang kesepakatan damai yang sulit dipahami antara Israel dan Palestina, merujuk garis batas sebelum 1967 dengan pertukaran lahan ada di dalam kesepakatan itu. 

Dalam pertemuan itu Abbas tak secara langsung menjawab permintaan Pemerintah Israel untuk diakui sebagai negara Yahudi. Lewat penerjemah, Abbas mengatakan Palestina sudah mengakui legitimasi Israel sejak 1988 dan pada 1993 sudah mengakui keberadaan negara Israel.

Abbas pun menekankan bahwa perjanjian Palestina dan Israel untuk pembebasan tahap empat warga Palestina yang ditahan Israel pada 29 Maret 2014 merupakan penanda terkuat keseriusan upaya damai ini. "Kami tak punya waktu untuk sampah. Waktu ada di pihak kami. Namun ini situasi yang sulit bagi Timur Tengah," ujar dia.

Sebelumnya Israel mengatakan, pembebasan tahanan itu akan sulit dilakukan bila Palestina menolak perpanjangan waktu pembicaraan damai. Israel telah mengikat perjanjian membebaskan 104 tawanan Palestina dalam empat tahap, ketika pembicaraan damai dimulai pada Juli 2013. Sejauh ini, Israel telah membebaskan 78 tahanan Palestina.

Menjelang pertemuan Obama dan Abbas di Gedung Putih, ribuan warga Palestina di Tepi Barat berunjuk rasa mendukung Abbas. "Kami berdiri di sini hari ini untuk mendukung Presiden Abbas tetap pada keputusannya," kata mantan Menteri Pendidikan Palestina Nasser Eddin al-Shaer.

Obama sudah lebih dulu bertemu Netanyahu pada 3 Maret 2014. Kesepakatan pembicaraan itu kemudian ditawarkan kepada Palestina, berupa pilihan "ambil atau tinggalkan". Namun, peluang konsesi untuk Palestina pun dibuka, seperti pemulangan pengungsi dan pengembalian perbatasan.

Abbas sebelum bertemu Obama juga telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Pejabat kementerian itu mengatakan, diskusi Kerry dan Abbas berlangsung produktif dan jujur.

Isu-isu utama dalam pembicaran damai Israel dan Palestina mencakup masa depan Palestina, status Jerusalem dan pengungsi Palestina, permukiman Israel, serta keamanan dan pengakuan bersama kedua negara.

Palestina menginginkan batas kedua negara kembali pada garis batas sebelum Perang Enam Hari pada 1967 saat Israel menginvasi Tepi Barat. Masuk dalam wilayah Palestina berdasarkan situasi itu adalah Jerusalem Timur. Palestina juga meminta di masa mendatang tak ada pasukan Israel yang merecoki Palestina.

Namun, Israel berkeras mempertahankan permukiman yang telah mereka bangun dan berada di wilayah Palestina yang telah mereka duduki selama hampir lima dekade ini. Mereka juga bersikukuh mempertahankan tentara di kawasan itu, di mana Tepi Barat berbatasan langsung dengan Jordania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com