Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan di Jeddah, Satu Orang Tewas

Kompas.com - 04/03/2014, 08:05 WIB
RIYADH, KOMPAS.COM — Sedikitnya satu orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam kerusuhan yang pecah di tempat penampungan Shumaysi di dekat Jeddah, Arab Saudi, Minggu (2/3/2014) malam. Belum diketahui asal negara para korban.

Shumaysi adalah kompleks detensi Imigrasi Pemerintah Arab Saudi yang digunakan untuk menampung puluhan ribu pekerja migran ilegal dari negara lain yang terjaring operasi penertiban akhir tahun lalu. Mereka ditampung di sana untuk menunggu deportasi. Ribuan warga negara Indonesia yang melampaui batas izin tinggal resmi (overstayers) termasuk ditahan di dalamnya.

Menurut Juru Bicara Kepolisian Arab Saudi, Letnan Kolonel Ati bin Attiya al Qurashi, Senin (3/3/2014), kerusuhan pecah setelah sebagian tahanan bentrok dengan petugas keamanan.

Qurashi mengatakan, polisi terpaksa turun tangan setelah sebagian tahanan ”berupaya memicu kekacauan dan menimbulkan kerusakan”. Akibat bentrokan itu, satu pekerja migran dilaporkan tewas dan sembilan lainnya luka-luka.

Polisi tidak menjelaskan penyebab kerusuhan itu dan tidak mengungkapkan kewarganegaraan para korban. Sebuah forum diskusi internet di Yaman mengungkapkan, para korban berasal dari Yaman.

Forum itu bahkan menyatakan 10 pekerja migran asal Yaman tewas setelah polisi Arab Saudi melepaskan tembakan. Para pekerja ilegal asal Yaman itu pada awalnya menuntut agar otoritas Arab Saudi mempercepat deportasi mereka.

Namun, informasi dari forum daring yang dilansir kantor berita Associated Press (AP) ini belum bisa dikonfirmasi.

Pihak Kementerian Luar Negeri di Jakarta dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah yang dihubungi oleh Kompas belum menjawab hingga berita ini diturunkan, Senin malam.

Menurut siaran pers terakhir KJRI Jeddah mengenai para WNI overstayers, 21 Januari lalu, masih ada sekitar 1.400 WNI di tempat penampungan Shumaysi. Tidak semua dari para WNI itu bisa dipulangkan karena sebagian masih memiliki izin tinggal. (AP/AFP/Reuters/DHF/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com