Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Dunia, Petiklah Pelajaran Setelah 20 Tahun Pembantaian Rwanda!

Kompas.com - 28/02/2014, 07:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

UNITED NATIONS, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Kamis (27/2/2014), dalam peringatan 20 tahun genosida di Rwanda menyatakan, kegagalan kolektif masyarakat internasional untuk mencegah kekejaman serupa terjadi di Suriah akan menjadi tudingan yang memalukan. Sekjen PBB juga dengan serius dan terang-terangan mengatakan telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia di Republik Afrika Tengah.

Ban menyampaikan semua itu pada peluncuran "Kwibuka 20" di New York, Amerika Serikat. Kwibuka 20 adalah serangkaian kegiatan untuk memperingati 20 tahun genosida di Rwanda.
Pidato ini disampaikan Ban pada saat PBB bergulat dengan bagaimana cara menanggapi pembunuhan berlatar agama di Afrika Tengah.

Pekan lalu, Ban menyerukan penyebaran dengan cepat setidaknya 3.000 pasukan tambahan dan polisi untuk memperkuat 6.000 pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, 1.600 tentara Perancis, dan 500 tentara lain yang dijanjikan Uni Eropa.

Ban berencana merekomendasikan penggelaran misi penjaga perdamaian PBB ke Republik Afrika Tengah. Namun, rencana itu butuh waktu berbulan-bulan untuk terlaksana dan dia memperingatkan bahwa Afrika Tengah tak bisa menunggu selama itu.

Genosida di Rwanda dimulai beberapa jam setelah pesawat yang membawa Presiden Juvenal Habyarimana ditembak jatuh saat mendekati Kigali, ibu kota negara itu, pada 6 April 1994. Sejak itu, lebih dari 500.000 warga minoritas dari suku Tutsi dan kalangan moderat dari suku mayoritas Hutu dibunuh oleh ekstremis di kelompok mayoritas, Hutu.

Pembantaian itu berlangsung selama 100 hari dan baru berakhir setelah pemberontak yang dipimpin suku Tutsi menggulingkan pemerintah ekstremis suku Hutu. Pada saat itu PBB memiliki satu pasukan kecil penjaga perdamaian di Rwanda, tetapi Dewan Keamanan PBB menolak menanggapi kabar soal pembunuhan massal dan negara anggota dewan itu berbeda pendapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com