Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelola Penjara Rahasia dan Siksa Tahanan, 10 Polisi Filipina Dipecat

Kompas.com - 28/01/2014, 18:43 WIB
MANILA, KOMPAS.com — Sebanyak 10 orang perwira polisi Filipina dipecat setelah mengelola sebuah penjara rahasia dan menyiksa para tahanannya. Demikian penjelasan Pemerintah Filipina, Selasa (28/1/2014).

Komisi Hak Asasi Manusia dan Amnesti Internasional mengkritik kepolisian Filipina dan mendesak agar para tersangka dihukum dan fasilitas itu ditutup.

"Penyiksaan terjadi sejak penahanan, beberapa hari setelah penangkapan, dan setiap kali saat para polisi itu mabuk atau saat memaksa para tahanan mengakui kejahatan mereka," demikian juru bicara Komisi HAM, Mark Cebreros.

"Berdasarkan pengakuan korban, para perwira polisi itu mengenakan rambut palsu dan topeng. Ini merupakan sebuah teror," tambah Cebreros.

Cebreros menambahkan, penyiksaan tahanan di fasilitas rahasia itu sudah terjadi sejak Februari tahun lalu.

Penjara tersebut, yang bukan fasilitas resmi kepolisian Filipina, adalah sebuah rumah di sebuah permukiman di kota Binan, tak jauh dari ibu kota Manila. "Penjara itu dikelola oleh unit intelijen kepolisian Binan," kata Cebreros.

Metode penyiksaannya sangat beragam dan mengerikan. Untuk memilih korban penyiksaan, para polisi itu menggunakan roda rolet. Salah satu bentuk penyiksaan dinamai "Manny Pacman" sesuai nama petinju terkenal Filipina, Manny Pacquiao.

"Bentuk hukuman ini berupa seorang polisi memukul seorang tahanan tanpa henti selama 20 detik. Bentuk penyiksaan adalah digantung terbalik selama 30 detik," papar Cebreros.

Setelah fasilitas penyiksaan ini terungkap, para polisi itu terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti melakukan penyiksaan.

Sementara itu, seluruh 44 orang tahanan yang sebagian besar adalah tersangka kasus narkoba dipindahkan ke rumah tahanan lain awal bulan ini untuk menghindari pembalasan setelah mereka sepakat untuk bersaksi melawan para polisi tersebut.

"Polisi yang menyiksa tahanan untuk bersenang-senang adalah perbuatan yang sangat menjijikkan. Pemecatan saja belum cukup," demikian Amnesti Internasional.

Sementara itu, kepolisian provinsi Laguna yang wilayahnya mencakup Binan, memastikan ke-10 polisi itu diberhentikan dan ditahan di sebuah kamp polisi karena dugaan menyiksa tahanan.

"Inspektur kepala Arnold Formento dan sembilan bawahannya mandapatkan hukuman administratif dan bisa menghadapi dakwaan kriminal," demikian pernyataan kepolisian provinsi Laguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com