Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separuh Personel Militer dan Polisi Afganistan Buta Huruf

Kompas.com - 28/01/2014, 17:01 WIB
KABUL, KOMPAS.com — Selama berada di Afganistan, Amerika Serikat menggelar proyek pemberantasan buta huruf di kalangan anggota militer dan polisi Afganistan.

Namun, ternyata program berharga 200 juta dollar atau sekitar Rp 2,4 triliun itu ternyata hanya mampu membuat sekitar separuh anggota aparat keamanan Afganistan bebas dari buta huruf.

Ini berarti puluhan ribu personel militer dan kepolisian Afganistan yang berada di garis depan melawan pemberontakan Taliban tidak bisa membaca atau mencatat apa pun terkait musuh mereka, atau membuat laporan terkait jalannya pertempuran untuk markas besar.

"Para pejabat yang bertanggung jawab atas program pemberantasan buta huruf memperkirakan hingga Februari 2013 hanya separuh dari seluruh personel pasukan Afganistan yang bebas dari buta huruf," demikian laporan inspektur jenderal khusus untuk Afganistan.

"Menurut para pelatih, angka buta huruf yang tinggi ini akan bertahan hingga akhir dekade ini," lanjut dia.

Kementerian Pendidikan Afganistan memperkirakan sepertiga dari seluruh penduduk Afganistan bisa membaca dan menulis. Namun, bergabung dengan militer atau kepolisian adalah pekerjaan berbahaya dengan gaji rendah.

Karena itu, yang bergabung dengan militer atau kepolisian adalah orang-orang yang berasal dari keluarga-keluarga miskin yang tak memiliki akses ke pendidikan.

Kemampuan baca tulis sangat penting untuk militer dan kepolisian modern sehingga lima tahun lalu AS memutuskan menambahkan pelajaran membaca dan menulis dalam pelatihan dasar kemiliteran di Afganistan.

Tujuannya adalah memastikan semua rekrutan baru bisa menghitung, menulis nama mereka sendiri, dan bisa memiliki kemampuan dasar membaca pada 2014.

"Personel yang bisa membaca dan menulis lebih mudah dilatih, lebih memiliki kemampuan dan lebih efektif. Selain itu mereka akan lebih mudah memahami HAM dan peraturan," lanjut laporan itu.

"Lebih jauh, pasukan yang bisa membaca dan menulis bisa bertanggung jawab atas perlengkapan dan persenjataan mereka dengan menuliskan laporan dan membaca nomor seri. Mereka juga bisa menekan korupsi dengan menghitung sendiri gaji mereka," tambah laporan itu.

Pada 2009, direncanakan jumlah personel militer dan polisi hanya berjumlah 150.000 orang. Namun, jumlah itu dengan cepat bertambah hingga dua kali lipat sehingga membuat target memberantas buta huruf di kalangan anggota aparat keamanan semakin tidak realistis dan tidak bisa dicapai.

Kini, dengan jumlah personel militer dan kepolisian mencapai sekitar 400.000 orang, target memberantas buta huruf akan semakin berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com