Persetujuan Wilkie itu dikemukakan seusai bertemu dengan para peternak sapi di Northern Territory, Rabu (22/1/2014).
Sebagai anggota parlemen yang selama ini gencar menentang ekspor sapi hidup, Wilkie dituding kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai bagaimana perdagangan sapi dijalankan.
Wilkie telah beberapa kali berupaya mengurangi jumlah sapi yang akan diekspor Australia, dengan usulan RUU di parlemen.
Kali ini, ia menemui para peternak dan bahkan dokter hewan yang selama ini terlibat dalam ekspor sapi Australia di Twin Hill Station, di luar Kota Darwin.
Kalangan industri peternakan menyatakan, sumber kehidupan mereka akan sangat terganggu jika ekspor sapi hidup ini dihentikan.
Namun, Wilkie bersikukuh atas sikapnya. Ia menyatakan, ekspor sapi hidup berjalan "brutal dan kejam", dan bukan jenis bisnis yang berkelanjutan. Menurut dia, semua hewan seharusnya diproses di Australia sendiri, jangan dikirim hidup-hidup.
Menanggapi sikap Wilkie tersebut, dokter hewan Hamish Brett yang hadir dalam pertemuan menantang Wilkie untuk coba ikut di atas kapal pengangkut sapi ke Indonesia.
Tantangan itu langsung diiyakan oleh Wilkie. "Saya setuju ikut kapal sapi ke Indonesia, bukan karena saya akan menghentikan sikap saya yang menentang ekspor sapi hidup, melainkan lebih untuk mencari cara yang lebih baik dalam meningkatkan keselamatan hewan-hewan itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.