Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memprotes Pemerintah, Ribuan Dokter di Nepal Mogok Kerja

Kompas.com - 20/01/2014, 21:08 WIB
KATHMANDU, KOMPAS.com - Ribuan dokter di Nepal melakukan aksi mogok serta menutup rumah sakit dan klinik di negeri tersebut, Senin (20/1/2014), akibatnya ribuan pasien telantar.

Para dokter tetap melayani pasien darurat namun pelayanan medis lain dihentikan sejak Minggu (19/1/2014) dalam pemogokan untuk mendukung seorang ahli bedah yang memimpin kampanye ini. Demikian Asosiasi Medis Nepal (NMA).

Dokter bedah Govinda KC yang bekerja di RS Universitas Tibhuvan di Kathmandu, memulai aksi mogok makan 10 hari lalu untuk memprotes penunjukan dekan baru universitas yang dinilainya sarat muatan politik.

Mahkamah Agung Nepal sebenarnya sudah memerintahkan para dokter untuk kembali bekerja, merujuk undang-undang yang melarang mereka yang bekerja di rumah sakit dan pusat-pusat kesehatan melakukan mogok kerja.

Meski demikian, NMA tidak mengindahkan perintah Mahkamah Agung dan menegaskan mogok kerja ini akan terus berlangsung.

"Kantor kami belum menerima putusan pengadilan," kata Milan Chandra Khanal, kata seorang petinggi NMA.

Sementara itu juru bicara NMA Lochan Karki mengatakan para dokter memahami akibat aksi mogok ini ribuan pasien telantar.

"Namun, kami terpaksa melakukan ini setelah rekan senior kami menghadapi sebuah kondisi yang mengancam nyawanya," kata Karki.

"Kami mendukung dia (Govinda). Kami mereka ada orang yang lebih berkualitas untuk menjadi dekan," tambah Karki.

Govinda (56) juga memprotes intervensi politik dalam penunjukan kepada sekolah-sekolah kesehatan dan mendesak adanya transparansi lebih besar serta otonomi di sekolah kedokteran pemerintah.

Govinda, yang dikenal di Nepal dengan kerja sosialnya membantu korban bencana baik di dalam maupun luar negeri, juga mendesak pemerintah untuk membuka lebih banyak sekolah kesehatan di kawasan terpencil dan tidak hanya terfokus di ibu kota Kathmandu.

Menurut catatan NMA, Nepal saat ini memliki 400 rumah sakit pemerintah dan swasta serta ribuan klinik yang melayani 100.000 pasien setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com