Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Kali Pertama, Latvia Usulkan Perempuan sebagai Perdana Menteri

Kompas.com - 07/01/2014, 03:27 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters

RIGA, KOMPAS.com — Birokrat karier Laimdota Straujuma, Senin (6/1/2014), diusulkan menjadi perdana menteri perempuan yang pertama di Latvia. Terkait usulan itu, Straujuma mengatakan, Latvia masih akan melanjutkan kebijakan fiskal ketat.

Straujuma (62) sebelumnya adalah menteri pertanian, disiapkan untuk mengambil alih posisi Valdis Dombrovkis, yang mengundurkan diri pada November 2013. Dombrovkis mundur sebagai bentuk tanggung jawab atas runtuhnya atap supermarket yang sedang dipadati penduduk, menewaskan 50 orang. Runtuhnya atap tersebut dituding sebagai imbas penghematan anggaran superketat pemerintah, yang memangkas antara lain biaya rutin pengawasan pembangunan.

"Pemerintah harus melanjutkan kebijakan makroekonomi yang sama yang telah dilaksanakan selama ini," kata Straujuma kepada wartawan setelah bertemu Presiden Latvia Andris Berzins untuk menerima pencalonannya itu.

Lembaga pemeringkat Standard & Poor Ratings, yang menaikkan proyeksi untuk Latvia menjadi positif dari stabil pada 13 Desember 2013, mengatakan tak berharap pemerintahan baru Latvia akan melakukan perombakan kebijakan besar.

Namun, sebagian pengamat mengkhawatirkan imbas tahun pemilu Latvia terhadap perekonomian negara yang baru saja menyatakan bergabung dengan zona euro itu. "Tahun 2014 sebagai tahun pemilu, kami memperkirakan reformasi mungkin terhenti... dan mungkin ada dampak negatif pada ekonomi dan pertumbuhan dalam jangka panjang," kata Edmunds Rudzitis, ekonom di SEB Bank.

Pada 2014, Pemerintah Latvia berharap ekonomi mereka tumbuh lebih dari 4 persen, setidaknya sama seperti 2013. Negara Baltik ini mengambil paket penyelamatan dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada 2008 untuk menghindari devaluasi mata uang mereka. Pertumbuhan ekonomi negara ini menjadi yang tercepat di seluruh Uni Eropa pada 2012, dengan menerapkan program penghematan paling ketat di daratan Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com