Kiir mengatakan, pemerintahnya telah menguasai keadaan di ibu kota, Juba, di mana markas besar tentara diserang. Kiir menghimbau rakyat Sudan Selatan tetap tenang tetapi ia mengumumkan jam malam di Juba, sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
"Pemerintah kalian memegang kendali penuh situasi keamanan di Juba. Para penyerang telah melarikan diri dan pasukan kalian mengejar mereka. Saya berjanji keadilan akan menang," kata Kirr dalam pidato televisi kepada bangsa itu.
Pemerintah Sudan Selatan dan kedutaan besar Amerika Serikat di Juba melaporkan terjadinya tembak-menembak di sana-sini di bagian-bagian kota Juba pada Senin sore. Pemerintah AS mengatakan sedang mengamati dengan seksama "situasi yang sangat cair itu".
Kiir menegaskan, usaha kudeta dilakukan tentara yang bersekutu dengan Riek Machar, yang dipecat dari jabatan sebagai wakil presiden bulan Juli. Kiir menyebut Machar sebagai "nabi malapetaka" dan berjanji untuk menyeretnya ke pengadilan.
Hilde Johnson, utusan khusus PBB untuk Sudan Selatan, mendesak semua pihak agar mengakhiri kekerasan. PBB sangat prihatin atas pertempuran itu, yang menyebabkan ratusan warga sipil yang ketakutan mencari perlindungan ke kompleks PBB.
Pertempuran itu pecah di sebuah barak yang terletak di pusat kota tak lama sebelum tengah malam dan menyebar ke seluruh kota, kata para diplomat dan saksi. Mereka mengatakan, senapan mesin dan mortir digunakan dalam pertempuran itu. Kantor berita AFP melaporkan, di seluruh kota warga mengunci diri di rumah atau mencoba melarikan diri ke daerah yang lebih aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.