Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

700.000 Orang Ikuti Pemakaman Rabi Ultra-ortodoks Israel

Kompas.com - 08/10/2013, 07:04 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
JERUSALEM, KOMPAS.com — Lebih dari 700.000 orang turun ke jalan-jalan Jerusalem, Senin (7/10/2013) malam, dalam perkabungan atas meninggalnya rabi sephardic karismatik Ovadia Yosef. Pemakaman Yosef ini, menurut kepolisian, adalah pemakaman terbesar dalam sejarah Israel.

"Kami memperkirakan ada lebih dari 700.000 orang mengambil bagian dalam pemakaman terbesar yang pernah terjadi di Israel," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld di akun resmi Twitter-nya, mengacu pada pemakaman Yosef.

Rosenfield pun menyebutkan, 4.000 personel polisi terlibat mengamankan rangkaian pemakaman yang sampai menutup banyak jalan di kota suci itu.

Petugas layanan darurat Israel, Magen David Adom, mengatakan, saking penuhnya para pelayat mengakibatkan lebih dari 150 orang terluka. Dari jumlah itu, 15 orang butuh perawatan di rumah sakit.

Menurut Biro Pusat Statistik, saat ini ada sekurangnya enam juta orang Yahudi di Israel. Artinya, dari setiap 10 orang Yahudi di sana, setidaknya satu orang hadir di pemakaman Yosef.

Yosef, yang meninggal pada usia 93 tahun, mempunyai pengaruh besar di kalangan Yahudi Israel di Timur Tengah dan keturunan Afrika Utara. Namun, dia juga dikenal kontroversial karena pernyataannya yang blak-blakan.

Yosef meninggal setelah sempat masuk-keluar rumah sakit selama berbulan-bulan dan pernah menjalani operasi jantung.

Seorang mantan kepala rabi sephardic Israel mengatakan, Yosef banyak berperan dalam politik koalisi pemerintah yang terus berubah. Dia juga adalah pemimpin kubu ultra-ortodoks Shas, anggota koalisi pemerintah yang paling berkuasa sebelum berpaling menjadi oposisi setelah pemilu pada Januari 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com