Kisahnya berawal ketika Manuel akan menuju ke Bogota, Kolombia, dengan menumpang maskapai penerbangan Avianca pada 22 Oktober lalu.
Sesaat sebelum boarding, petugas keamanan bandara mengajukan pertanyaan rutin soal barang-barang bawaannya. Ternyata, dokter asal Venezuela itu mengatakan, dia membawa bahan peledak C-4 di kopernya.
Meski kemudian Manuel mengatakan jawabannya itu hanya sebuah gurauan, petugas keamanan bandara tidak menganggap gurauan Manuel itu lucu.
Akibatnya, pengelola bandara memutuskan untuk melakukan evakuasi para penumpang dan menunda sejumlah penerbangan serta memanggil pasukan penjinak bahan peledak.
"Dia sangat menyesal. Dia tak bermaksud menakut-nakuti siapa pun. Dia membuat apa yang kemudian disadari sebagai kesalahan terbesar dalam hidupnya," ujar kuasa hukum Manuel, Brian Bieber.
Akibat gurauan tak lucunya itu, Manuel akhirnya harus membayar denda sebesar hampir 90.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,1 miliar untuk perbuatannya itu.
"Setelah membayar denda, jaksa penuntut sepakat untuk membatalkan dakwaan terkait membuat ancaman bom palsu dan perilaku melanggar hukum. Setelah denda dibayarkan, Manuel boleh pergi," lanjut Bieber.
Sejak tragedi 11 September 2001, Pemerintah AS semakin memperketat pengamanan di berbagai bandara dan meningkatkan hukuman bagi siapa pun yang dianggap membuat ancaman bom.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.