Tragedi tersebut terjadi pada Kamis (20/11/2014) di dekat kota Beni, provinsi Kivu Utara, di mana para pemberontak Muslim dituding membunuh lebih dari 200 orang warga sipil dengan menggunakan senjata tajam pada Oktober lalu.
"Saya mendapat kabar 95 jenazah ditemukan di sebuah pemakaman massal. Sementara sembilan lainnya ada di sebuah kamar mayat," kata anggota parlemen Juma Balikwisha, Senin (24/11/2014).
"Kami belum mendapatkan jumlah pasti korban tewas. Kami perkirakan antara 70-100 orang tewas," ujar Albert Baliesima, anggota parlemen yang mendukung Presiden Joseph Kabila.
Masyarakat Sipil Kivu Utara, sebuah LSM yang berbasis di kota Beni, menuding pemberontak Aliansi Tentara Demokratik dan Tentara Nasional Pembebasan Uganda (ADF-NALU) sebagai pelaku gelombang pembantaian yang bermula pada Oktober lalu.
Namun, sejumlah pejabat setempat kepada AFP mengatakan, pemerintah belum mengetahui pelaku pembantaian yang terjadi di kawasan di mana AD Kongo (FARDC) dan pasukan PBB telah memerangi ADF-NALU sejak Januari.
Sejumlah sumber di kota Beni mengatakan, pembantaian itu terjadi di empat desa yang saling berdekatan tak jauh dari kota Mbau, 20 kilometer sebelah utara kota Beni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.