Hingga saat ini, satu-satunya pengaturan bagi kelompok-kelompok terorganisasi Muslim Israel yang mau naik haji adalah lewat darat dengan menggunakan bus melalui Jordania.
Harian Israel, Haaretz, akhir pekan lalu melaporkan bahwa kelompok perdana yang terdiri dari 766 penumpang pesawat akan terbang dengan menggunakan penerbangan carter yang diselenggarakan Milad Aviation dari Ramle pada akhir September ini. Mereka akan menggunakan pesawat Royal Jordanian Airlines dan anak perusahaannya, Royal Wings. Perjalanan pergi-pulang itu bertarif sekitar 600 dollar AS atau sekitar Rp 7 juta.
"Serangkaian kontak dengan pihak berwenang Jordania dan Israel telah berlangsung selama sekitar tiga tahun, dalam rangka mengatur perjalanan bagi kaum beriman dari Israel ke Arab Saudi untuk pertama kalinya," kata Ibrahim Milad, pemilik dan CEO Milad Aviation. "Selama periode itu, saya mengunjungi Jordania sekitar 100 kali untuk mendapatkan semua persetujuan yang diperlukan."
Perusahaan Milad berencana untuk mengatur penerbangan sepanjang tahun, katanya, seraya menambahkan, sekitar 4.000 Muslim Israel setiap tahun melakukan ziarah ke Arab Saudi.
Pemerintah Jordania telah berusaha untuk meningkatkan kapasitas penerbangan mingguan antara Tel Aviv dan Amman dari saat ini 1.500 menjadi 1.700, tetapi Israel menolak permintaan tersebut. Banyak warga Israel telah menggunakan layanan Royal Jordanian melalui Amman untuk menyambung ke tujuan lain di seluruh dunia. Setelah pecahnya permusuhan antara Israel dan Hamas dan sekutunya di Gaza pada Juli lalu, Royal Jordanian menangguhkan layanan, tetapi penerbangan kemudian dilanjutkan. Maskapai penerbangan Israel, Arkia Airlines, juga terbang di rute Tel Aviv-Amman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.