Pasukan Rusia membanjiri Crimea sejak jatuhnya presiden Viktor Yanukovych yang pro-Rusia. Kini, Crimea sedang mempersiapkan referendum sebagai salah satu rencana penggabungan dengan Rusia.
Tak hanya referensum, Crimea bahkan sudah siap untuk menerapkan undang-undang Rusia dalam beberapa bulan setelah referendum. Bahkan, kementerian keuangan setempat sudah mempersiapkan skema perpindahan mata uang dari hryvnia ke rubel.
Referendum di Crimea, yang 60 persen penduduknya adalah etnis Rusia, diharapkan berbuah hasil yang diinginkan agar melapangkan jalan aneksasi Moskwa terhadap wilayah itu.
Namun, Aksyonov menjanjikan, jika Crimea bergabung dengan Rusia maka bahasa Ukraina tetap menjadi salah satu bahasa resmi wilayah semenanjung itu.
"Setiap hari kami menggunakan dua bahasa yaitua Rusia dan Tatar Crimea. Jadi sudah pasti republik (Crimea) akan menggunakan dua bahasa," kata Aksyonov seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.
Sebanyak 15 persen penduduk Crimea adalah etnis Tatar, yang sejauh ini masih mendukung pemerintah Kiev. Sehingga, Aksyonov juga menjanjikan para tokoh masyarakat Tatar akan mendapatkan kursi menteri senior dalam pemerintahan baru Crimea nantinya.