"Saya sangat terkejut dan bingung akibat insiden ini. Ini bukanlah cara sebuah negeri demokratis memperlakukan seorang pemimpin oposisi dan politisi veteran," kata Anwar (66) kepada AFP.
Anwar menyerukan agar Pemerintah Malaysia menyelidiki insiden ini dan menyampaikan kecaman keras terhadap Tokyo. Lebih jauh, Anwar mengatakan, sejak 2006 dia sudah mengunjungi Jepang tiga kali dan tanpa adanya insiden penolakan.
Dia mengatakan, petugas imigrasi Jepang mengatakan penolakan ini karena pemerintah negeri itu merespons laporan terbaru terkait Anwar.
Anwar menambahkan, sebelum keberangkatannya, Kedutaan Besar Jepang di Kuala Lumpur memastikan Anwar tidak akan menghadapi masalah saat memasuki Jepang. Kini, belum ada pernyataan apa pun dari pihak Kedubes Jepang.
Dalam blog-nya, Anwar menulis adanya tangan-tangan tersembunyi di balik insiden yang menimpanya di Jepang itu. Dia menuntut penjelasan dari Kemenlu Malaysia.
"Dilarangnya Anwar Ibrahim masuk ke wilayah Jepang memunculkan pertanyaan serius terkait keterlibatan Pemerintah Malaysia," demikian pernyataan Partai Keadilan Rakyat tempat Anwar Ibrahim bernaung.
Pada Minggu (19/1/2014), Anwar Ibrahim tiba di Bandara Narita, Tokyo, untuk menghadiri undangan sebuah LSM di Jepang untuk menjadi pembicara dalam forum kerukunan beragama.
Namun, niatnya memasuki Jepang batal karena pihak imigrasi menolak Anwar akibat keputusan pengadilan yang menyatakan Anwar terlibat kasus sodomi dan korupsi pada 1999.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.