Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjaga Pantai Yunani Dituding Lempar Para Migran ke Laut dan Biarkan Mereka Tewas

Kompas.com - 19/06/2024, 10:14 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber BBC

Dari sejumlah insiden yang dianalisis BBC, insiden dengan korban jiwa tertinggi terjadi pada September 2022. Sebuah perahu yang membawa 85 migran mengalami masalah di dekat Pulau Rhodes, Yunani, ketika motornya mati.

Mohamed, pria dari Suriah, mengatakan kepada BBC bahwa mereka menelepon penjaga pantai Yunani untuk meminta bantuan. Penjaga pantai Yunani kemudian menaikkan mereka ke kapal lalu mengembalikan mereka ke perairan Turkiye dan memasukkan mereka ke dalam rakit penyelamat. Mohamed mengatakan rakit yang diberikan kepadanya dan keluarganya belum ditutup dengan benar katupnya.

“Kami segera mulai tenggelam, mereka melihat hal itu.... Mereka mendengar kami semua berteriak, namun mereka tetap meninggalkan kami,” katanya kepada BBC.

“Anak pertama yang meninggal adalah putra dari sepupu saya... Setelah itu satu per satu anak-anak meninggal, lalu sepupu saya sendiri menghilang. Pagi harinya tujuh atau delapan anak meninggal. Anak-anak saya baru meninggal pada pagi hari... tepat sebelum penjaga pantai Turki tiba.”

Hukum Yunani mengizinkan semua migran yang mencari suaka untuk mendaftarkan klaim mereka di pusat-pusat pendaftaran khusus di beberapa pulau.

Operasi Rahasia

Namun orang-orang yang diwawancarai BBC, yang dihubungi dengan bantuan badan bantuan migran Consolidated Rescue Group, mengatakan bahwa mereka ditangkap sebelum bisa sampai ke pusat-pusat pendafaran tersebut. Mereka mengatakan, orang-orang yang menangkap mereka itu tampaknya beroperasi secara sembunyi-sembunyi, tidak berseragam, dan sering kali menggunakan masker.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh bahwa ribuan orang yang mencari suaka di Eropa telah dipaksa kembali secara ilegal dari Yunani ke Turki dan tidak diberi hak untuk mencari suaka, padahal hal itu diatur dalam hukum internasional dan Uni Eropa.

Aktivis asal Austria, Fayad Mulla, mengatakan kepada BBC bahwa dia mengetahui betapa rahasianya operasi semacam itu pada Februari tahun lalu di pulau Lesbos, Yunani.

Saat bekendara menuju lokasi dugaan pemulangan paksa para migran, setelah dia mendapat informasi, dia dihentikan seorang pria bertudung - yang kemudian diketahui bekerja untuk polisi. Dia mengatakan, polisi kemudian berusaha menghapus rekaman di kamera dasbornya dan menuduhnya telah melawan polisi.

Dua bulan kemudian, di tempat serupa, Mulla berhasil memfilmkan pengembalian paksa para migran. Film itu diterbitkan The New York Times.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com