Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaza, Titik Konflik Israel-Hamas, Kota Tua Berusia 3.000 Tahun

Kompas.com - 22/01/2024, 11:55 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

GAZA, kota dan pusat perkotaan utama di Jalur Gaza, Palestina barat daya, telah menjadi saksi bisu banyak perubahan peradaban dan perebutan kekuasaan sepanjang lebih dari 3.000 tahun. Kota ini, yang terletak di pesisir timur Laut Tengah, telah menarik perhatian banyak penguasa sejak zaman kuno.

Di zaman modern, sejumlah negara secara bergantian menduduki Gaza. Wilayah itu berada di bawah kontrol Palestina sejak tahun 2005. Dalam perkembangan terbaru, Gaza menjadi arena pertempuran antara Israel dan Hamas, sebuah kelompok perlawanan Palestina. Pertempuran pecah sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas secara mendadak menyerbu Israel dengan ribuan roket.

Baca juga: Bagaimana Nasib 5,9 Juta Pengungsi Palestina di Timur Tengah?

Gaza dalam Sejarah Kuno

Catatan sejarah menunjukkan, Gaza telah dihuni secara terus-menerus selama lebih dari tiga milenium. Catatan paling awal bersumber dari masa Firaun Thutmose III dari Mesir (dinasti ke-18) pada abad ke-15 SM. Gaza juga disebutkan dalam tablet Tell el-Amarna, catatan diplomatik dan administratif Mesir kuno.

Berdasarkan catatan dari zaman Firaun itu, setelah 300 tahun pendudukan Mesir, bangsa Peleset atau Filistin menetap di Kota Gaza dan sekitarnya. Gaza menjadi pusat penting dari Pentapolis (liga lima kota) Filistin, yaitu kota Asdod, Ashkelon, Ekron, Gath, dan Gaza.

Bangsa Filistin merupakan kelompok pendatang yang kemungkinan berasal dari wilayah Aegean, Yunani. Mereka dikenal karena keterampilan metalurgi dan pengaruh budaya yang signifikan.

Selama periode itu, Gaza sering terlibat konflik dengan bangsa Israel kuno. Kisah Samson, seorang tokoh dalam Kitab Hakim-Hakim di Alkitab, adalah salah satu contoh interaksi antara bangsa Israel dan Filistin. Samson tewas di Gaza setelah menghancurkan sebuah kuil Filistin.

Karena letaknya yang strategis di Via Maris (Jalan Laut), jalan kuno di pesisir yang menghubungkan Mesir dengan Palestina hingga Persia, Gaza jarang mengalami masa damai di masa kuno. Kota ini secara berturut-turut jatuh ke tangan raja Israel (Daud), bangsa Asyur, Mesir, Babilonia, Yunani, Romawi, dan Turkiye.

Aleksander Agung menghadapi perlawanan keras di Gaza saat dia meluaskan wilayah kekuasaannya. Setelah menaklukkan Gaza tahun 332 SM, Alexander menjual penduduknya sebagai budak. Namun, pada era Yunani, khususnya di bawah kekuasaan Alexander Agung itu, Gaza menonjol sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan.

Baca juga: Lokasi Sebaran Pengunsi Palestina, Paling Banyak di Mana?

Setelah ditaklukkan Romawi pada abad pertama SM, Gaza mengalami transformasi besar. Romawi menjadikannya sebuah kota penting di wilayah Palestina. Gaza menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan Mesir dengan wilayah Asia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com