Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Cerita Dunia] Runtuhnya Kekaisaran Inca di Tangan Conquistador Spanyol

Kompas.com - 28/08/2021, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com – Atahualpa, Kaisar Inca ke-13 sekaligus yang terakhir, meninggal di tangan para kolonis alias conquistador pimpinan Francisco Pizarro dari Spanyol.

Eksekusi Atahualpa menandai berakhirnya 300 tahun peradaban Inca yang terletak di Pegunungan Andes, Peru saat ini.

Ketika masih eksis, Inca membangun kerajaan yang memesona yang mengatur populasi 12 juta jiwa sebagaimana dilansir History.

Baca juga: [Cerita Dunia] Gedung Pencakar Langit Pertama di Dunia Tingginya 42 Meter

Meski belum sistem penulisan, mereka memiliki pemerintahan yang kompleks, pekerjaan umum yang hebat, dan sistem pertanian yang brilian.

Lima tahun sebelum kedatangan Spanyol, perang perebutan suksesi memporakporandakan internal kekaisaran.

Pada 1532, pasukan Atahualpa mengalahkan pasukan saudara tirinya, Huascar, dalam pertempuran di dekat Cuzco.

Atahualpa sedang mengonsolidasikan kekuasaannya ketika Pizarro dan 180 tentaranya hadir di Inca.

Pizarro adalah putra seorang pria Spanyol dan bekerja sebagai penggembala babi di masa mudanya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Bangkai Kapal Utuh Tertua di Dunia dari Yunani Kuno Karam di Laut Hitam

Dia lantas masuk ketentaraan dan pada 1502 pergi ke Hispaniola, sebuah pulau di Kepulauan Karibia yang saat ini menjadi negara Republik Dominika dan Haiti.

Di sana, Pizarro bertugas di bawah conquistador Spanyol, Alonso de Ojeda, selama ekspedisinya ke Kolombia pada 1510 dan bersama Vasco Nunez de Balboa ketika ia menemukan Samudra Pasifik pada 1513.

Ketika Mendengar legenda kekayaan besar salah satu peradaban suku Indian di Amerika Selatan, Pizarro membentuk aliansi dengan sesama conquistador, Diego de Almagro, pada 1524.

Keduanya memutuskan untuk berlayar menyusuri pantai barat Amerika Selatan dari Panama.

Ekspedisi pertama mereka tidak jauh-jauh amat, hanya menembus sejauh negara Ekuador saat ini. Tetapi ekspedisi kedua rupanya lebih jauh lagi, hingga negara Peru saat ini.

Baca juga: [Cerita Dunia] Freddie dan Truus, Pasukan Remaja Pembunuh Nazi Era Perang Dunia II

Di sana mereka mendengar cerita langsung tentang Kekaisaran Inca dan memperoleh artefak Inca.

Usai ekspedisinya kedua itu, Pizarro kembali ke Panama lalu merencanakan ekspedisi penaklukan. Tetapi gubernur dari koloni Dunia Baru Spanyol menolak mendukung rencana tersebut.

Tak mau rencananya sia-sia, pada 1528 Pizarro berlayar ke Spanyol untuk meminta dukungan penguasa Spanyol kala itu, Kaisar Charles V.

Beruntung bagi Pizarro, karena ketika dia datang ke Spanyol, Hernan Cortes baru saja menaklukkan Kekaisaran Aztec dan membawa kekayaan yang melimpah bagi Kaisar Charles V.

Mendengar rencana Pizarro, Kaisar Charles V tertarik dan menyetujuinya. Kaisar Charles V bahkan menjanjikan sebagian besar keuntungan jika ekspedisinya sukses.

Baca juga: [Cerita Dunia] Satu Orang Selamat dari Tenggelamnya Kapal Selam Inggris pada Perang Dunia II

Pada 1530, Pizarro kembali ke Panama membawa dukungan dari Kaisar Charles V. Pada 1531, dia berlayar ke Peru dan mendarat di Tumbes.

Setibanya di Tumbes, dia memimpin pasukannya mendaki Pegunungan Andes dan pada 15 November 1532, mencapai Cajamarca di mana Atahualpa sedang menikmati pemandian air panas sebagai persiapan untuk perjalanannya ke Cuzco.

Pizarro kemudian mengundang Atahualpa untuk menghadiri pesta dalam rangka penghormatan terhadapnya. Atahualpa pun menerima ajakan tersebut.

Karena baru saja memenangi salah satu pertempuran terbesar dalam sejarah Inca, dan dengan 30.000 pasukan yang siap membantunya, Atahualpa berpikir dia tidak perlu takut pada orang asing berkulit putih serta 180 anak buahnya.

Namun, Pizarro rupanya merencanakan penyergapan dengan menyiapkan artileri di alun-alun Cajamarca.

Baca juga: [Cerita Dunia] 8888, Demo Skala Besar di Myanmar Menentang Kekuasaan Miluter

Pada 16 November 1532, Atahualpa tiba di tempat pertemuan dengan dikawal beberapa ribu orang yang mana semuanya tidak bersenjata.

Pizarro mengirim seorang pendeta untuk mendesak Atahualpa menerima Katolik dan tunduk di bawah Kaisar Charles V.

Atahualpa menolak, melemparkan sebuah Alkitab yang diserahkan kepadanya ke tanah. Melihat hal itu, Pizarro segera memerintahkan serangan.

Dirundung serangan artileri, senjata, dan kavaleri Spanyol (semuanya tampak asing bagi suku Inca), ribuan orang Inca dibantai dan sang kaisar ditangkap.

Atahualpa menawarkan harta dalam jumlah yang sangat banyak sebagai tebusan untuk pembebasannya dan Pizarro menerimanya.

Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Patung Liberty, Awalnya Dipasang di Terusan Suez

Sekitar 24 ton emas dan perak dari seluruh kekaisaran Inca dibungkus dan dibawa ke Spanyol.

Meski Atahualpa telah memberikan tebusan terkaya dalam sejarah dunia, Pizarro berkhianat dengan mengatakan bahwa Atahualpa berencana menggulingkan Spanyol, membunuh saudara saudara tirinya, dan tuduhan lain yang lebih rendah.

Pizarro akhirnya menjatuhi Atahualpa hukuman mati. Pada 29 Agustus 1533, Atahualpa diikat ke sebuah tiang disuruh memilih antara dibakar hidup-hidup atau dicekik dengan garrote jika dia mau masuk Katolik.

Atahualpa memilih yang terakhir karena dalam kepercayaan Inca, jiwa tidak akan bisa pergi ke alam baka jika tubuh dibakar. Akhirnya Atahualpa dicekik dengan garrote sampai dia meninggal.

Baca juga: [Cerita Dunia] Sejarah Kartel Sinaloa, dari Penyelundup Jadi Organisasi Kriminal yang Kejam

Dengan bala bantuan Spanyol yang tiba di Cajamarca, Pizarro kemudian bergerak ke Cuzco dan kota itu ditaklukkan tanpa perlawanan pada November 1533.

Saudara laki-laki Huascar, Manco Capac, diangkat sebagai kaisar boneka dan kota Quito ditaklukkan. Pizarro menetapkan dirinya sebagai gubernur Spanyol wilayah Inca.

Pada 1535, Pizarro mendirikan kota Lima untuk memfasilitasi komunikasi dengan Panama. Tahun berikutnya, Manco Capac melarikan diri dari pengawasan Spanyol dan memimpin pemberontakan.

Sayangnya, pemberontakan itu gagal dan dengan cepat dihancurkan. Kegagalan pemberontakan itu sekaligus menandai berakhirnya perlawanan Inca atas kekuasaan Spanyol.

Baca juga: [Cerita Dunia] John Evans Si Kepala Terkuat di Dunia, Bisa Angkat Mobil dan 96 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com