Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kisah Penerbangan Helikopter untuk Kali Pertama

Kompas.com - 26/06/2019, 17:29 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dunia penerbangan tak hanya didominasi oleh pesawat terbang. Ada juga moda transportasi lain yang digunakan seperti balon udara dan helikopter.

Salah satu ciri khas dari helikopter adalah memiliki baling-baling untuk mempermudahnya terbang dan mendarat. Berbeda dengan moda transportasi udara lainnya, helikopter memiliki keunggulan bisa mendarat dan lepas landas secara vertikal.

Sejarah awal perkembangan helikopter sudah ada sejak 1900-an. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa menerbangkan benda dengan konsep menggunakan baling-baling. Namun, percobaan ini kerap kali gagal.

Setelah perjalanan percobaan terbang, helikopter berhasil terbang pada 26 Juni 1936. Helikopter tersebut bernama Focke-Wulf Fw 61 yang berhasil mengudara.

Dilansir dari Britannica, helikopter tersebut diterbangkan pilot bernama Ewald Rohlfs. Dia berhasil memacu helikopter tersebut dengan ketinggian 2.499 meter selama kurang lebih 1 jam 20 menit di udara. 

Helikopter tersebut mampu terbang dengan kecepatan hingga 109 kilometer per jam. Selama uji coba,  Focke-Wulf Fw 61 mampu berkeliling Jerman sejauh ratusan kilometer.

Pencapaian ini menjadikannya sebagai helikopter pertama yang berhasil terbang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pendaratan Pesawat Pertama di Kutub Utara..

Desain pesawat

Focke-Wulf Fw 61Helis Focke-Wulf Fw 61
Helikopter Focke-Wulf Fw 61 dikembangkan oleh salah seorang pionir penerbangan asal Jerman, Profesor Henrich Focke. Dia mulai mengembangkan desain helikopter dengan mesin yang memungkinkan terbang secara vertikal.

Tak lama setelah pengembangan awal, dia mendapatkan pesanan untuk membuat prototipe awal yang dikenal dengan Fw 61. Bentuk dari helikopter ini seperti pesawat pada umumnya.

Helikopter ini hanya bisa dikemudikan oleh satu orang pilot, denga panjang sekitar 7,3 meter dan lebar 2,65 meter. Selain itu, helikopter menggunakan mesin Bramo Sh14A 7 yang mampu menghasilkan hingga 160 tenaga kuda.

Kecepatan maksimum helikopter mencapai 112 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 230 kilometer. Hanya ada dua pesawat yang berhasil diproduksi, dan prototipe pertama berhasil terbang pada 26 Juni 1936 dengan Ewald Rohlfs sebagai pilotnya.

Helikopter kedua terbang pada 10 Mei 1937 dengan teknologi yang lebih baik lagi. Pada tahapan ini helikopter berhasil mendarat dalam posisi mesin dimatikan dari udara.

Demontrasi yang dilakukan oleh helikopter ini bertujuan untuk menyambut kedatangan penerbang Charles A Lindbergh selama kunjungannya di Jerman.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Saat Bahan Bakar Pesawat Diisi di Udara untuk Kali Pertama

Setahun setelah itu, helikopter jenis ini mulai didemonstrasikan ke berbagai kota di Jerman. Catatan rekor mulai didapatkan dari helikopter ini, mulai ketinggian, kecepatan dan ketahanan dalam penerbangan.

Pilot yang berhasil mencatatkan namanya dalam rekor tersebut adalah Hanna Reitsch. Dia juga menjadi pilot helikopter perempuan pertama dunia yang berhasil terbang. Helikopter tersebut mampu terbang dengan ketinggian 3.427 meter.

Keberhasilan ini juga dijadikan sebagai upaya propaganda Nazi dalam dunia penerbangan ketika Perang Dunia II. Namun dalam peperangan, tak satu pun helikopter jenis ini terbang untuk upaya perang.

Replika helikopter ini dipajang di Hubschraubermuseum di Buckeburg, Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com