Sementara itu, ribuan orang berkumpul di markas Partai APRA di ibu kota Lima untuk menyatakan rasa duka atas kematian Alan Garcia.
"Alan Garcia melakukan sikap yang terhormat dan tidak membiarkan dakwaan hukum menjadi cara untuk melecehkannya. Ini adalah hadiah utama yang diberikannya kepada partai," kata anggota Kongres Peru, Mauricio Mulder, sekutu dekat Garcia
Para pendukung Garcia terlihat menangis sambil menyanyikan lagu-lagu partai di saat peti berisi jenazah Garcia dibawa ke mobil jenazah. Jenazah Garcia kemudian akan dikremasi dalam sebuah upacara privat.
Pada Rabu lalu, polisi mendatangi kediaman Garcia di kawasan permukiman elit Miraflores, Lima dengan membawa surat penahanan.
Surat ini memberi wewenang aparat keamanan untuk menahan Garcia selama 10 hari demi memberi waktu pemerintah untuk mengumpulkan bukti dan mencegah Garcia kabur ke luar negeri.
Tahun lalu, Garcia kabur ke Kedubes Uruguay setelah pengadilan memutuskan dia tak boleh meninggalkan Peru selama 18 bulan.
Dia tinggal di kantor kedubes selama 16 hari tetapi pemerintah Uruguay menolak memberinya suaka.
Baca juga: Mantan Presiden Peru Ditahan di California karena Mabuk
Garcia dituduh menerima suap dari perusahaan konstruksi Brasil, Odebrecht dengan imbalan memberi kontrak besar untuk perusahaan tersebut.
Jaksa menuding Garcia dan 21 pejabat lainnya berkonspirasi yang memungkinkan perusahaan Belanda ATM Terminals memenangkan konsesi pengoperasikan sebuah terminal di Pelabuhan Callao pada 2011.